(0287) 472 433 rektorat@unimugo.ac.id

MAHASISWA PRODI D3 KEPERAWATAN BELAJAR KOMUNIKASI DENGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Guru SLB Budi Asih Gombong Yuli, S.Pd mengatakan membangun komunikasi dengan anak disabilitas tak bisa disamakan dengan anak normal lainnya. Satu hal yang harus dibangun lebih dulu adalah memahami bagaimana konteks berpikir anak disabilitas.

“Kuncinya komunikasi yang sederhana dan berulang,” kata Yuli dalam acara kuliah umum Komunikasi di kelas Prodi Program Diploma 3 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong tingkat 1 , Sabtu 14/12 2019. Dia mencontohkan, ketika mengenalkan diri, gunakan bahasa yang simpel dan mudah diingat.

“Saya tidak mungkin memperkenalkan diri dengan nama lengkap beserta titel pendidikan yang saya punya kepada anak penyandang disabilitas. Saya akan membahasakan nama saya ‘Yuli’ saja,” ujarnya. Setelah dibuat lebih sederhana, para pendamping anak disabilitas tak boleh bosan mengulang segala sesuatu yang perlu diketahui oleh anak.

Yuli menjelaskan, berbagai informasi yang disampaikan kepada anak disabilitas memang harus berulang kali dilakukan bahkan tidak jarang disampaikan dengan bahasa isyarat karena daya ingat mereka di bawah rata-rata anak seusianya. Kondisi ini bukan karena anak tersebut malas mengingat, melainkan kapasitas alami dari daya ingatnya sendiri.

Di momen itu mahasiswa mendapatkan ilmu & pengalaman baru bagaimana cara berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus. Selain itu mahasiswa juga belajar berempati dan lebih sabar.

PERAN FARMASI DALAM PRAKTEK KEFARMASIAN DAN PENANGGULANGAN PEREDARAN OBAT ILEGAL

Sedikitnya 320 insan kefarmasian menigikuti seminar nasional & workshop yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi (HIMAFARSI) STIKes Muhammadiyah Gombong Sabtu 14/12/2019 dikampus setempat. Seminar Nasional dan Workshop bertemakan ‘ Peran Farmasi dalam Praktek Kefarmasian dan Penanggulangan Peredaran Obat Ilegal ‘ ini dihadiri oleh Pimpinan, Dosen Pembimbing, Mahasiswa dan beberapa anggota IAI dan PAFI Kabupaten Kebumen dan sekitarnya.

Pelatihan & Workshop dibuka langsung oleh Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp. Mat sekaligus memberikan sambutan dan arahan kepada peserta. Dalam sambutannya Herniatun mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan organisasi kefarmasian mengembangkan ilmu kefarmasian dan menginformasikan ilmu-ilmu terbaru, hal ini menjawab isi sambutan sebelumnya dari Ketua IAI Cabang Kebumen Aryo Prihasmara, S.Farm.,Apt dan Ketua PAFI Cabang Kebumen  Denok Suryo Wardani, AM.F. Diakhir sambutan beliau menghimbau kepada mahasiswa khususnya farmasi tidak terlibat pelanggaran terkait regulasi peredaran obat ilegal.

Penanganan obat ilegal, substandar, dan palsu terus menjadi perhatian dunia. Resiko peredarannya pun semakin marak karena meluasnya perdagangan online. Tim Perizinan Yankes Dinkes Purbalingga Samsul Hidayat, S. Farm, MH, Apt mengatakan kurun waktu Januari-November 2019 BPOM mengungkap 96 kasus peredaran produk ilegal termasuk obat, kosmetik dan makanan senilai Rp. 58,9 Miliar dan ironisnya lagi-lagi tanpa tersangka, ini menunjukan masih lemahnya pengawasan terhadap peredaran produk-produk ilegal di Indonesia, data ini disampaikan saat mengisi pemateri pertama seminar dengan pokok bahasan ‘memperkuat sinergi bersama dinas kesehatan dalam pembinaan terhadap pelanggaran peredaran obat ilegal. Pihaknya juga berharap adanya kerjasama dari masyarakat sebagai sumber informasi terkait adanya tindak pelanggaran terhadap regulasi produk ilegal dimasyarakat dengan menggandeng pihak BPOM.

 

Seminar kali ini mengundang beberapa narasumber diantaranya dosen program studi farmasi program sarjana STIKes Muhammadiyah Gombong Dr. Endang Yuniarti, M.Kes, Apt yang membawakan materi peranan lembaga institusi kesehatan dalam penanggulangan dan peredaran obat ilegal di era digital, menurutnya peran institusi pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, puskesmas dan apotek adalah pada standar pengelolaan obat dan perbekalan farmasi diantaranya yang utama pengadaan dan pemusnahan obat.

 

Sementara Kepala Bidang Penindakan BPOM Jawa Tengah Zeta Rina Pujiastuti, M.Si.,Apt menyampaikan materi kasus dan tantangan apoteker serta farmasis dalam menghadapi peredaran obat ilegal di era digital menyampaikan kasus obat di era digital diantaranya lebih murah membeli obat secara online, kasus pemberian obat ED dan penjualan obat ilegal online yang disalahgunakan, kemudian tantanganya tersedianya pelayanan publik dan pengawasan berbasis digital, konektifitas tanpa batas, memilih jasa pengiriman barang online yang aman dan murah adanya standar, kebijakan dan regulasi dan masyarakat digital membangun masyarakat cerdas. Beliau menambahkan yang dinamakan obat ilegal yaitu ijin edar palsu, tanpa nomor registrasi, kandungannya tidak sesuai dengan yang seharusnya, obat import yang masuk secara ilegal dan obat yang izinya dibekukan tetaoi masih beredar

 

Seminar ditutup dengan materi peran farmasis pada praktik kefarmasian dalam penanggulangan peredaran obat ilegal di era digital oleh Drs. Wasilin, Apt.,M.Sc Ketua III PD IAI Jawa Tengah. Dimana peran Apoteker diantaranya sebagai penentu produksi (pengadaan bahan baku, kualitas obat, pendistribusian obat, distribusi (pemesanan obat) dan praktik kefarmasian (pengadaan/penerimaan obat, pendistribusian obat ke pasien).

ROKOK ELEKTRIK DAN KESEHATAN

Akhir akhir ini kita dikejutkan dengan aksi ramai komunitas pengguna rokok elektrik menunjukkan foto ronthgen paru paru mereka di media sosial. Mereka mengklaim paru paru mereka bersih dan sehat meskipun menggunakan rokok elektrik. Aksi ini dilakukan di tengah panasnya pro dan kontra keberadaan rokok elektrik di Indonesia dimana Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan berbagai asosiasi profesi kesehatan merencanakan pelarangan rokok elektrik.

Rokok elektrik pertama kali ditemukan pada tahun 1963 oleh Helbert A Gilbert, akan tetapi penemuan tersebut tidak menghasilkan vape yang menjadi trend saat ini. Penemuan tersebut dikembangkan oleh Hon lik dan mematenkan rokok elektrik yang menjadi trend dan berkembang menjadi vape. Hon Lik dikenal sebagai sosok yang mengawali kehadiran rokok elektrik. Sejarah rokok elektrik atau vape pertama kali datang di Indonesia pada tahun 2010. Namun perkembangan rokok elektrik atau vape pada awal kedatangannya tersebut tidak langsung terkenal karena pada saat itu masih banyak masyarakat Indonesia belum mengetahui apa itu rokok elektrik atau vape, dan baru di sekitar 2013-2014 perkembangan vape di Indonesia mulai meningkat. Banyak masyarakat di Indonesia pada saat itu beramai-ramai membeli dan menggunakan rokok elektrik atau vape untuk mengganti pola merokok tembakau mereka.

Rokok elektrik semakin diminati oleh masyarakat Indonesia, menjamurnya para penjual rokok elektrik menjadi indikasi bahwa pemakai rokok elektrik semakin banyak. Pada saat ini rokok elektrik sudah sangat mudah didapatkan dan dijual bebas melalui toko online. Rokok elektrik pun berkembang menjadi berbagai macam bentuk desain dan varian rasa yang cukup banyak. Harga rokok elektrik terjangkau untuk masyarakat menengah ke atas, kisaran harganya mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Selain di jual di took online rokok elektrik pun mudah ditemukan di toko-toko

Banyak yang meyakini rokok elektrik lebih aman dibandingkan rokok tembakau. Hasil penelitian hanya menyatakan rokok elektrik efektif untuk menggantikan kecanduan rokok tembakau. Namun belum ada penelitian yang menyatakan rokok elektrik aman bagi kesehatan manusia. Faktanya rokok elektrik yang dikabarkan aman untuk menggantikan rokok tembakau justru malah mengandung bahaya jangka panjang yang berdampak pada kesehatan.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, penggunaan rokok elektronik (e-cigarette/vape) memiliki dampak buruk terhadap kesehatan. Dampak rokok elektronik terhadap kesehatan berkaitan erat dengan pajanan terhadap kandungan bahan pada cairan (e-liquid) dan aerosol (uap) rokok elektronik. Rokok elektrik mengandung bahan Propilen Glikol, Nikotin, Perisadietil dan zat karsinogenik. Propilen glikol dapat mengiritasi paru paru, mata , gangguan saluran pernafasan seperti asma, sesak nafas dan obstruksi paru. Nikotin telah terbukti memiliki efek buruk pada proses reproduksi, berat badan janin dan perkembangan janin,efek kronis yang berhubungan antara lain kanker paru-paru, emfisema, hingga penyakit jantung.

BPOM telah melakukan studi terkait rokok elektrik atau vape pada 2015 dan 2017. Studi menghasilkan rekomendasi rokok elektrik menimbulkan dampak negatif lebih besar dibandingkan potensi manfaat bagi kesehatan masyarakat. Kandungan e-liquid dan uap vape dapat berakibat negatif untuk kesehatan.

Hasil penelitian Won Hee Lee, dkk yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology Volume 73, Issue 21, June 2019 menambah bukti bahwa cairan rokok elektrik dapat menghambat fungsi sel-sel tubuh yang berperan dalam kesehatan jantung. Dalam studi ini, tim peneliti menemukan bukti efek toksik pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah dan melindungi jantung. Beberapa bukti itu termasuk di antaranya gangguan pada fungsi sel dan munculnya tanda-tanda peradangan. Para peneliti mengamati bagaimana respons sel saat bersentuhan dengan cairan rokok elektrik. Efek yang paling banyak terlihat pada cairan dengan rasa kayu manis. Kesimpulan dari penelitian ini paparan akut terhadap e-liquid beraroma atau penggunaan rokok elektrik memperparah disfungsi endotel yang seringkali mendahului penyakit kardiovaskuler.

Korban yang ditimbulkan akibat penggunaan rokok elektrik sementara dilaporkan baru di Amerika Serikat. Awal Bulan Oktober  2019 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merilis data kasus cedera paru-paru terkait penggunaan rokok elektronik atau vape di 48 negara bagian wilayah Amerika Serikat. Dari 889 pasien, sekitar 70 persen pasien adalah laki-laki dengan 80% pasien berusia di bawah 35 tahun, 16% berusia di bawah 18 tahun, dan 21% berusia 18 hingga 20 tahun. Hingga saat ini 15 negara bagian melaporkan 18 pasien telah meninggal dunia dari rentang usia 27 hingga 71 tahun. Seluruh pasien dalam data ini memiliki riwayat penggunaan produk rokok elektronik dengan 578 pasien di antaranya menggunakan produk vaping dalam tiga bulan sebelum timbul gejala.

Di Indonesia sendiri memang belum ada laporan tentang efek negative dari rokok elektrik, namun dampak rokok elektrik terhadap kesehatan dalam jangka panjang yang berbahaya serta kemungkinan bisa disalah gunakan dengan ditambahkan zat yang terlarang dan berbahaya harus menjadi perhatian serius pemerintah terutama Kemenkes dan BPOM untuk segera mengawasi dan menerbitkan aturan yang jelas.

Oleh Hendri Tamara Yuda, S.Kep.Ns, M.Kep. (Dosen Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong & Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana/ MDMC Pengurus Daerah Muhammadiyah Kebumen)

 

MEDIA SOSIAL DALAM MITIGASI BENCANA

Setiap hari ada rata-rata 6 bencana alam yang terjadi di Indonesia, bahkan tahun lalu BNPB mencatat ada 2300 bencana alam di Indonesia, yang menyebabkan 4.000 korban meninggal dunia dan jutaan penduduk mengungsi. Sedangkan data statistik BNPB tahun 2019, jumlah kejadian bencana dalam satu tahun terakhir mencapai 2.466 kejadian dengan jumlah korban 10.2 juta orang. Jawa tengah menduduki peringkat tertinggi yaitu 304 kejadian. Selain itu, kabupaten kebumen menduduki peringkat ke 5 untuk jumlah korban bencana yaitu 135.069 orang. Bisa dilihat begitu meningkatnya jumlah kejadian dan korban yang terjadi akibat bencana. hal ini juga didukung oleh pernyataan Pelaksana Harian Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Bambang Surya Putra, bahwa kejadian bencana terus meningkat dari tahun ke tahun dalam periode yang sama.

Manajemen bencana yang baik tidak hanya berfokus pada penanggulangan ketika terjadi bencana atau pada fase tanggap darurat. Dampak bencana bisa diminimalisir jika semua pihak ikut serta dalam fase pra-bencana seperti mitigasi dan preparedness. Mitigasi bencana adalah tahap awal seperti persiapan, langkah-langkah yang diperlukan baik itu sarana dan prasarana sebelum terjadi bencana. hal ini penting dilakukan karena dapat mengurangi risiko bencana dan korban ketika terjadi bencana. peran edukasi kepada masyarakat perihal mitigasi bencana sangat penting dan diperlukan. Selain itu, pendekatan non fisik dan teknis seperti legislasi, regulasi tata ruang dan lahan, pendidikan dan penguatan kapasitas masyarakat juga menjadi bagian penting dari mitigasi bencana. hal ini juga juga didukung oleh PerMenDagri No 101/2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal sub-urusan bencana untuk kabupaten/kota, dimana salah satunya yaitu berisi pelayanan pencegahan dan kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana.

Berita bencana paling banyak didapatkan dari media sosial, baik dari kalangan yang paling muda sampai paling tua, baik dari pelosok maupun sampai ke kota. itulah mengapa pakar kebencanaan Hening Parlan mengatakan bahwa informasi di media sosial yang dapat dengan cepat tersebar di masyarakat. Ambil contoh saja tentang bencana erupsi merapi pada tahun 2010 dan erupsi gunung kelud tahun 2014, atau banjir dan longsor yang terjadi di Aceh pada 18 November lalu, semua informasi tersebut bisa dengan mudah diakses oleh masyarakat melalui media sosial seperti twitter, facebook, Instagram, whatsapp bahkan sms pun memiliki peran dalam penyebarluasan informasi tentang bencana. BMKG pun tidak ketinggalan ikut merilis aplikasi yang bisa diunduh melalui smartphone untuk mengetahui prakiran bencana, cuaca, titik panas dan gempa di seluruh Indonesia yang disebarkan real-time.

Berbagai riset dilakukan dalam rangka mengurangi korban akibat bencana. salah satu riset yang dilakukan adalah peran teknologi menggunakan aplikasi digital yang berfokus pada penanggulangan bencana. penelitian ini bertujuan untuk mengurangi korban bencana dengan menyampaikan informasi peringatan darurat dan informasi reduksi risiko bencana. rata-rata postingan yang mereka bagikan yaitu kepada 28 pengguna lalinnya, sehingga berita dan informasi terkait bencana dapat dengan mudah tersebar secara cepat dan efisien. Dengan adanya media sosial yang dapat digunakan dengan baik oleh masyarakat, harapannya dampak akibat bencana bisa berkurang.

Pada kesempatan lain, proses penyaluran bantuan juga didominasi oleh peran media sosial yang begitu cepatnya bisa langsung diakses dan disalurkan dalam bentuk rupiah maupun bahan makanan, pakaian, serta kebutuhan korban bencana yang sudah mengungsi. Pada mitigasi bencana, media sosial bisa dimanfaatkan untuk saling membuka ruang diskusi dan kegiatan sosialisasi oleh masyarakat terkait bencana. selain itu, aplikasi early warning system atau peringatan dini sebelum bencana juga bisa digunakan oleh masyarakat terutama yang tinggal didaerah rawan bencana.

Namun, diluar itu pengguna media sosial juga harus bijak dalam memanfaatkan teknologi yang ada, mengingat maraknya berita hoaks, yang justru akan merugikan banyak pihak dan informasi yang tidak jelas tersebar ke masyarakat luas. Tak dapat dipungkiri, berita bohong tentang bencana alam pun menjadi momok. Oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab ingin memanfaatkan situasi darurat demi modus ekonomi atau propaganda politis.

Mengutip pernyataan Nukman Luthfie, pegiat sosial sekaligus jurnalis yang peduli terhadap media sosial dalam artikelnya yang berjudul “bermedia sosial dengan bijak ala Nukman Luthfie”, juga menyatakan bahwa lebih dari 50% pengguna media sosial sering menerima pesan hoaks. Facebook sebagai media sosial utama dalam memperoleh informasi tersebut. Sebanyak 81% pengguna sebagai medium utama sebagai sumber hoaks. Oleh karena itu, bijaklah dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi yang ada.

MAHASISWA DILIBATKAN KEGIATAN MARKETING STIMUGO

Ketua STIKes Gombong Hj. Herniyatun, M.Kep, Sp. Mat melantik 24 mahasiswa menjadi tim marketing STIKes Muhammadiyah Gombong 9/12/2019. Pelantikan berlangsung berbarengan dengan apel pagi karyawan sekaligus pengenalan personal.

Mahasiswa dilantik berdasarkan SK Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong nomor 0208.1/KEP/IV.3.AU/A/2019. Tim mahasiswa ini dibentuk dalam rangka menambah daya gedor tim marketing senior yang terdiri dari staff karyawan & dosen yang terlebih dahulu dilantik sesuai SK Ketua nomor 0179.1/KEP/IV.3.AU/A/2019 sejumlah 13 personil.

Pemilihan tim marketing ini dilalui dengan seleksi ketat diawali dengan pendaftaran, dilanjutkan seleksi mulai penilaian soft skill, kemampuan verbal dan penampilan. Ke 24 tim yang terpilih kemudian mendaptkan pelatihan public speaking marketing dari tim senior dosen diantaranya materi pertama Be Excellent Person (Percaya diri, manajemen waktu, penampilan), materi kedua Amazing Performance (teknik membuka presentasi & menutup presentasi yang power full), materi ketiga membangun suasana yang menyenangkan (media, ice breaking, doorprice dan ditutup dengan comitment building (soft Bond)

Rencananya tim ini akan diterjunkan ke sekolah-sekolah SMA,MA/SMK sederajat di wilayah kabupaten BARLINGMASCAKEB ( Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap & Kebumen) dengan pengembangan diwilayah kabupaten Wonosobo, Purworejo, Magelang & luar pulau Jawa

Adapun kegiatan yang dilakukan diantaranya sosialisasi dikelas, Campus Fair, Edu Fair dan kegiatan marketing yang lain.

DOSEN STIKES GOMBONG LATIH BHD DI PUSKESMAS SADANG

CDC (Career & Development Center) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Muhammadiyah Gombong baru-baru ini memberikan pelatihan BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau Basic Life Support . Pelatihan yang berlangsung selama satu hari di Puskesmas Sadang itu dibuka oleh Kepala Puskesmas Wartika, S.T, MM , Sabtu (30/11).

Pelatihan diikuti oleh 50 peserta meliputi, dokter, perawat, bidan dan beberapa tenaga non medis di lingkungan Puskesmas Sadang. Selama satu hari peserta mendapatkan beberapa materi dasar dari tim dosen STIKes Muhammadiyah Gombong diantaranya konsep dasar bantuan dasar dan bantuan hidup dasar pada dewasa yang disampaikan trainer Dadi Santoso, M.Kep. Selanjutnya bantuan hidup dasar pada anak-anak dan bayi oleh Putra Agina W, M.Kep, dilanjutkan skill bantuan hidup 1 dan skill bantuan hidup dasar 2 yang kesemuannya diberikan dalam bentuk teori dan praktek.

Kepala Puskesmas dalam sambutannya menyampaikan terimakasih dan berharap pelatihan bantuan hidup dasar ini menjadikan tambahan ilmu baru bagi tenaga non medis dan sebagai refress atau penyegaran bagi tenaga medis dijajaranya . “Jadi kesimpulannya semua bagian yang ada di Puskesmas Sadang adalah penting mulai dari tukang parkir, security,administrasi, tenaga kesehatan sampai dengan top manager mempunyai peran yang penting dalam mewujudkan visi puskesmas sesuai dengan porsi masing-masing’ tegasnya .

Putra sebagai ketua CDC menambahkan pelatihan ini adalah salah satu bentuk perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi Pendidikan, Penelitian & Pengabdian Masyarakat yang sedang digalakan oleh pihak kampus khususnya STIkes Gombong. Lebih lanjut dalam rangka peningkatan kualitas penanganan dan pemberian pertolongan korban gawat darurat yang mengalami henti jantung, maka perlu dilakukan sosialisasi dan pelatihan tentang bantuan hidup dasar. Prinsip kegiatan ini yaitu untuk menangani kasus korban tidak sadar dan mengalami henti jantung serta henti nafas’ semoga pelatihan ini mampu memberikan gambaran tatalaksana korban tidak sadar dan meningkatkan kesadaran untuk menolong korban atau pasien dengan kondisi kegawardaruratan,’tuturnya.

Mahasiswa DIII Keperawatan Stikes Gombong Dilatih Tangani Penderita Gawat Darurat

Program Studi (Prodi) DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong kembali mengelar Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD) atau Basic Trauma and Cardiac Life Support bagi mahasiswa tingkat akhir. Pelatihan yang bekerjasama dengan MGEC (Muhammadiyah Gombong Education and Training Center)  itu digelar di Gedung Rektorat Lantai 2 kampus setempat.

Pelatihan diikuti oleh 120 peserta. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari itu terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama digelar Kamis-Minggu (28 November – 1 Desember 2019 ) diikuti 40 peserta. Sedangkan gelombang kedua dilaksanakan pada 5-8 Desember 2019 diikuti 80 peserta.

Sejumlah narasumber dari  MGEC dihadirkan mengisi materi. Meliputi dokter spesialis dan subspesialis serta perawat senior dan berpengalaman dari MGEC yang dipimpin dr Eva Delsi, Sp. EM. Pelatihan diberikan dalam bentuk kuliah, diskusi, role play, simulasi, dan case study.

Adapun materi yang diberikan selama pelatihan meliputi antara lain; SPGDT, initial assessment, pengelolaan jalan nafas dan pernafasan, bantuan hidup dasar, shocks dan perdarahan, stabilisasi dan transportasi, biomekanik trauma, trauma kepala, trauma dada, trauma abdomen hingga henti jantung.

Selain itu juga dilakukan simulasi resusitasi jantung paru, pengelolaan jalan nafas dan bantuan pernafasan, stabilisasi dan transportasi serta dedibrikasi. Para peserta pelatihan tampak antusias mengikuti pelatihan dari awal hingga akhir.

Wakil Ketua I Bidang Akademik  Stikes Gombong Isma Yuniar MKep mengatakan, pelatihan ini kali pertama dilaksanakan kerjasama dengan MGEC harapanya untuk kedepanya bisa terus terjalin, Selain itu tujuan pelatihan PPGD ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kesiapan mahasiswa keperawatan khususnya dalam bidang penanganan permasalahan kegawatdaruratan. Dia berharap setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengaplikasikan di tempat praktik khususnya di klinik gawat darurat.

Menambahkan ketua panitia penyelenggara Bambang Utoyo, M,Kep “Melalui pelatihan ini diharapkan mewujudkan mahasiswa & tenaga kesehatan khususnya perawat yang sudah bekerja di pelayanan kesehatan yang unggul dan kompetitif, dalam melayani masyarakat.

Lebih lanjut, Bambang menuturkan peserta pelatihan tidak hanya mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Stikes Gombong tingkat akhir akan tetapi ada beberapa perawat yang sudah bekerja di rumah sakit didaerah Kebumen, Banyumas & Banjarnegara yaitu 29 orang. “tandasnya.

Dorong Dosen Menulis, Suara Merdeka-Stikes Gombong Jalin Kerja Sama

Perguruan tinggi dan perusahaan pers memiliki kesamaan misi yakni salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Maka kerja sama antara perguruan tinggi dengan perusahaan pers menjadi langkah kolaborasi sehingga dapat mewujudkan cita-cita secara bersama-sama.

Harian Suara Merdeka melanjutkan kembali kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong. Kerja sama kali ini difokuskan pada pemuatan artikel karya para dosen Stikes Muhammadiyah Gombong di halaman harian Suara Merdeka secara berkala.

Penandatangan nota kesepahaman atau MoU dilakukan oleh Koordinator Bisnis (Korbis) Suara Merdeka Kedu Selatan, Agus Winarto, bersama Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong, Hj Herniyatun SKep SpMat, Selasa (12/11).

Tampak hadir dan menyaksikan Wakil Ketua IV Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional Stikes Muhammadiyah Gombong, Sawiji SKep Ns MSc dan Bagian Humas Ukis, Erliwianto SE.

Selain penandatangan MoU, Agus Winarto juga memberikan penjelasan dan mengenalkan isi koran Suara Merdeka. “Kami berharap kerja sama ini akan terjalin lebih luas lagi,” ujar Agus Winarto, di sela-sela cara.

Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong, Hj Herniyatun menyampaikan, pihaknya terus mendorong para dosen di perguruan tinggi yang dia pimpin untuk menulis baik dalam bentuk artikel ilmiah, artikel populer maupun hasil penelitian. Melalui kerjasama tersebut, pihaknya berharap para dosen akan terdorong untuk giat menulis.

“Ke depan kami ingin bekerja sama dalam bidang pelatihan menulis artikel di media massa untuk para dosen,” imbuh Herniyatun.

Cara Menyusui yang Salah Sebabkan Bayi Kurang Gizi

KEBUMEN – Banyaknya kasus bayi yang mengalami kekurangan gizi bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang jarang disadari adalah cara menyusui yang salah.
Hal itu disampaikan oleh dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong Nurlaela MKep saat menjadi narasumber Kegiatan Kelompok Pendukung Ibu di Balai Desa Abean, Kecamatan Mirit, Kebumen, baru- baru ini.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Mirit itu diikuti oleh 22 kader balita. Hadir dalam kegiatan itu Kepala Puskesmas Mirit dr Uskar Yulinanto. “Posisi dan perlekatan yang salah saat menyusui membuat ASI yang dihisap oleh bayi tidak maksimal,” ujar Nurlaela.
Dosen Program Studi (Prodi) D-3 Keperawatan yang juga konselor menyusui tersebut melihat masih banyak ibu-ibu yang salah dalam menyusui bayinya. Padahal, akibat perlekatan yang tidak baik dapat berakibat nyeri dan melukai puting susu. “Puting menjadi lecet dan retak,” imbuhnya.
Berkurang
Perlekatan yang tidak baik, kata dia, mengakibatkan ASI tidak bisa dikeluarkan dengan efektif, sehingga payudara bengkak. Kemudian pasokan ASI berkurang, sehingga bayi tidak puas ingin menyusu lebih lama. Selain itu, payudara yang kurang memproduksi ASI berdampak pada bayi mengalami frustasi hingga menolak menyusui dan berat bayi tidak naik.
Lebih lanjut Nurlaela menerangkan, keuntungan ASI memiliki zat-zat gizi yang lengkap, mudah dicerna, diserap secara efisien, dan melindungi terharap infeksi. Adapun keuntungan menyusui, membantu bonding dan perkembangan, membantu menunda kehamilan baru, menjaga kesehatan ibu, dan biaya lebih rendah dibanding pemberian asupan bubuk.
Selain itu, tata cara pemberian makanan pendamping ASI yang masih belum tepat, sehingga bayi berpotensi mengalami kurang gizi. Pendamping ASI adalah makanan bergizi yang diberikan bersamaan atau berdampingan dengan ASI untuk bayi berusia enam bulan ke atas atau sampai anak berusia 24 bulan.
“Adapun ASI tetap diberikan sampai anak berusia 24 bulan,” ujarnya.
Kepala Puskesmas Mirit dr Uskar Yulinanto menyampaikan, melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi angka anak gizi kurang. “Selain itu untuk memperbaiki pola pemberian makanan pada bayi dan anak,” ujarnya. (J19-33)

Translate »