(0287) 472 433 rektorat@unimugo.ac.id

UPT STIMugo Gelar Workshop SOP KDM

Dunia pendidikan kesehatan dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Menyikapi hal itu STIKes Muhammadiyah Gombong menyelenggarakan Workshop Penyusunan Panduan Praktikum dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kebutuhan Dasar Manusia (KDM) yang dikedepani oleh UPT Laboratorium Kesehatan dan Farmasi kampus setempat 27/6/2019.

Workshop diikuti oleh 33 peserta  diantaranya 20 orang dosen dari program studi keperawatan & kebidanan, 4 orang dosen luar dari RS PKU Muhammadiyah Gombong, 2 orang dosen luar dari RSUD Dr. Soedirman, 2 orang dari RSU Purbowangi dan 5 sisanya dari petugas laboran.

Mengawali acara Workshop diisi sambutan dari Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu. Isma Yuniar, M.Kep selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik. Dalam sambutanya Isma menyampaikan STIKes Muhammadiyah Gombong harus selalu bergerak maju mengikuti perkembangan dunia pendidikan kesehatan dimana setiap tindakan harus terstandarisasi baik dilingkungan pendidikan kampus ataupun dilingkungan rumah sakit yang sebagian besar telah meggunakan standarisasi SNARS. Diakhir sambutan beliau juga mengapresiasi dengan baik acara ini harapanya setelah workshop usai terlahir SOP keperawatan dan Kebidanan yang relevan dengan standar akreditasi rumah sakit maupun kampus.

Selain sambutan, acara diisi dengan penjelasan umum oleh Kepala UPT Ibu Ike Mardiyati Agustin, M.Kep. Sp.J dilanjutkan diskusi penyusunan dokumen kelompok dan kesimpulan serta rencana tindak lanjut yang dipandu oleh Ibu Rina Saraswati, M.Kep.

Memaafkan Adalah Karakter Orang yang Bertakwa

Dalam rangka mengisi bulan Syawal 1440 H sekaligus mengawali hari aktifitas setelah liburan Senin, 17 Juni 2019 segenap civitas akademika STIKes Muhammadiyah Gombong mengadakan halal bi halal di aula kampus setempat. Agenda tahunan ini terselenggara untuk memupuk tali persaudaraan antar karyawan dan mahasiswa.

Acara diawali sambutan Ketua BPH STIKes Gombong dr. Fatah Widodo, dilanjutkan dengan ikror permohonan maaf Pimpinan STIKes Gombong dalam hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua III Bidang kemahasiswaan STIKes Muhammadiyah Gombong, Bp. H. Sarwono, M.Kes kepada perwakilan karyawan yang dalam hal ini diwakili oleh Bp. Sofani selaku bagian security dan Perwakilian Mahasiswa Moch. Agung Prayoga Ketua BEM.

Selain ikror pimpinan dan karyawan unsur mahasiswa juga dilibatkan seperti organisasi IMM, BEM dan UKM yang ada di STIKes Muhamamdiyah Gombong.

Dalam proses ikror tersebut Wakil Ketua III STIKes Gombong atas nama jajaran pimpinan memohon maaf apabila ada kesalahan & kekeliruan dalam menjalankan amanah kepemimpinan begitu juga sebaliknya dari perwakilan karyawan juga sudah menerima permohonan maaf dan memohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam melayani pimpinan dan mahasiswa. Acara ditutup dengan bersalaman dan makan bersama.

Warga Muhammadiyah Kecamatan Gombong Melaksanakan Sholat Idul Fitri di Halaman Kampus STIKes Gombong

Setelah berpuasa selama satu bulan penuh, tepat tanggal 5 Juni 2019 umat Islam merayakan kemenangan karena telah berhasil menundukkan hawa nafsu dan banyak mengerjakan amal shalih. Pada hari ini, umat Islam khususnya Kecamatan Gombong bersama-sama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong  melaksanakan shalat Idul Fitri 1440 H di halaman parkir Kampus STIKes Muhammadiyah Gombong.

Sebagai imam sholat Ustd.Wasikin imam masjid Asyifa dan Khotib Ustd. Puji Handoko, S.Ag Ketua LPPI STIKes Muhammadiyah Gombong.  Dalam khutbahnya disampaikan bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. kita sebagai umat muslim harus senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun termasuk pada hari ini kita masih diberikan kenikmatan untuk melaksanakan sholat Idul Fitri bersama keluarga.

Terselenggaranya kegiatan ini atas kerjasama STIKes Muhammadiyah Gombong dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gombong. Pelaksanaan kali ini tidak berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya diikuti oleh karyawan AUM, warga sekitar dan simpatisan Muhammadiyah di Kecamatan Gombong.

Di hari kemenangan ini atas nama civitas akademika STIKes Muhammadiyah Gombong Mengucapkan Selamat Idul Fitri 1440 H mohon maaf lahir dan batin.

Dosen STIKes Gombong Latih Pembimbing Klinik RSU Aghisna

Para CI (Clinical Instruktur) RSU Aghisna Medika Kroya mengikuti Pelatihan Preceptorship, Kamis-Jumat (2-3/5) yang diselenggarakan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong melalui CDC (Career & Development Centre).

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari di aula Gedung Baru RSU Aghisna Medika Kroya setempat itu, sebanyak 24 tenaga perawat dilatih dengan berbagai materi Preceptorship oleh 4 instruktur yakni Isma Yuniar, M.Kep, Eka Riyanti, M.Kep, Dadi Santoso, M.Kep & Ike Mardiyati Agustin, M.Kep, Sp.Kep. J yang kesemuannya adalah dosen keperawatan di STIKes Gombong.

Dalam pelatihan yang dibuka oleh pihak manajemen rumah sakit dr. Boby, sejumlah materi yang disampaikan meliputi Konsep Dasar Pembelajaran Klinik, Konsep Preceptor, Learning Outcome, Model Bimbingan Preceptorship, Implementasi Program Preceptorship, Role Play, Evaluasi Pembelajaran Klinik, Presentasi Kelompok & umpan Balik dari Narasumber. Tak sekadar teori, mereka juga melakukan praktik pembelajaran seperti BST (Bed Side Teaching) terhadap pasien.

Ketua CDC Putra Agina S, MKep menjelaskan, pelaksanaan pelatihan bertujuan agar Peserta pelatihan mampu melaksanakan proses bimbingan klinik bagi peserta didik keperawatan di RSU Aghisna Medika Kroya dengan pendekatan metode preseptor-mentorship dalam system pelayanan keperawatan di rumah sakit. .

Lebih lanjut, Putra Agina menambahkan, pelatihan Preceptorship yang baru pertama kali dilaksanakan di RSU Aghisna itu merupakan tindak lanjut  MoU Tri Dharma Perguruan Tinggi dari evaluasi stakeholder tempat lahan praktik mahasisa Stikes Gombong terkait kemampuan dalam membimbing mahasiswa praktik. Dengan demikian, setelah seselai mengikuti pelatihan, pembimbing klinik/CI mampu membimbing mahasiswa sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan.

Selama Ramadan, Stikes Muhammadiyah Gombong Tingkatkan Amaliyah Ibadah

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1440 H dengan menggelar Pengajian Jelang Ramadan (Pajero), Sabtu (4/5) siang.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Baru Laboratorium Farmasi dan Perpustakaan Centra kampus setempat itu menghadirkan pembicara KH Mudhofir BA. Acara dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Drs H Tafsir MAg, jajaran civitas akademika beserta keluarganya.
Selain pengajian, dalam acara tersebut juga diberikan santunan kepada 29 anak panti asuhan yatim dan dhuafa Muhammadiyah Gombong dan 17 anak Panti Asuhan Yatim dan Dhuafa Aisyiyah Gombong. Secara simbolis penyerahan dilakukan oleh anggota BPH Stikes Muhammadiyah Gombong Tarzan Al Maftuh BA didampingi Ketua Stikes Hj Herniyatun MKep Sp Mat.
Ketua Lembaga Pengembangan dan Pengamalan Islam dan Kemuhammadiyahan (LPPIK) Stikes Muhammadiyah Gombong Puji Handoko SAg MPd menjelaskan, berbagai amaliyah ibadah digelar selama bulan Ramadan. Antara lain yang digelar rutin adalah tadarus Alquran dan kajian mahasiswa yang dilaksanakan setiap pagi sebelum perkuliahan.
Setiap hari mengawali aktivitas kampus, seluruh pegawai juga melaksanakan tadarus Alquran dan kajian keislaman, mulai fiqih puasa, hikmah puasa, tata cara ibadah, akhlak, dan pengkaderan Muhammadiyah. Selain itu digelar kajian keislaman menjelang berbuka puasa di radio Radio Purbowangi 104 FM.
“Amaliyah Ramadan ini sebagai salah satu upaya Stikes Muhammadiyah Gombong dalam mewujudkan visi menjadi lembaga pendidikan kesehatan yang unggul, modern dan Islami,” ujar Puji Handoko di sela-sela acara.
Selain itu, pihaknya juga menggelar bakti sosial dan silaturahmi. Bakti sosial dan silaturami akan digelar di lima kecamatan yakni Buluspesantren, Kamis (9/5), Ambal Senin (13/5), Kutowinangun, Kamis (16/5), Pejagoan, Senin (20/5) dan Poncowarno, Kamis (23/5).
Acara dimulai dengan ceramah kajian pendek, pembagian paket bingkisan kepada masyarakat kurang mampu dan dilanjutkan dengan shalat ashar berjamaah. Masing-masing lokasi bingkisan yang diberikan sebanyak 100 paket. Sehingga total yang dibagikan sebanyak 500 paket senilai Rp 50.000 per paketnya.
“Selain menyambut bulan suci Ramadan, kegiatan ini sebagai syiar keislaman, sekaligus mendukung program persyarikatan Muhammadiyah dalam melakukan pembinaan di masyarakat utamanya di bulan Ramadan,” ujar Puji Handoko didampingi Bagian Humas Ukis Erliwianto SE.

Kasus Stunting Harus Ditangani Secara Terpadu

Stunting masih menjadi persoalan serius di Indonesia tak terkecuali di Jawa Tengah. Berdasarkan pemantauan status gizi 2015-2017, dari 35 kabupaten kota di Jateng, delapan kabupaten kota selama tiga tahun mengalami peningkatan prevalensi berturut-turut.

Delapan kabupaten kota itu adalah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Surakarta, Sukoharjo, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Blora. Untuk balita stunting dari 35 kabupaten kota, tidak ada kabupaten kota dengan prevalensi 20 persen. Sedangkan untuk balita kurus empat kabupaten kurang dari 5 persen yakni Temanggung, Banjarnegara, Kebumen dan Wonosobo.

Selain itu di Jateng  terjadi peningkatan prevalensi kurang, pendek dan gemuk. Status gizi balita di Jateng 2017, dari 35 kabupaten kota, dua kabupaten kota dengan prevalensi kurang dari 10 persen  yakni Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga.

Hal itu terungkap dalam Seminar Nasional “Intervensi Holistik Integratif Penanganan Anak Stunting” di Stikes Muhammadiyah Gombong, Kebumen, baru-baru ini. Seminar yang diikuti sekitar 1.000 peserta se-Barlingmascakeb itu digelar atas kerjasama antara Stikes Muhammadiyah Gombong, Stikes  Al Irsyad Al Islamiyah Cilacap serta Ikatan Perawat Anak Nasional Indonesia (IPANI) menghadirkan pembicara kunci Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr Yulianto Prabowo MKes.

Pembicara lain hadir Ketua Umum IPANI Pusat Dr Nani Nurhaeni yang memaparkan materi kaitan pola asuh dengan stunting, dosen keperawatan anak Stikes Muhammadiyah Gombong Nurlaila  MKep NS dengan materi intervensi nutrisi lintas generasi dan dosen keperawatan anak Stikes Al Irsyad Al Islamiyah Cilacap menyampaikan materi stimulasi dan pengasuhan balita stunting. Usai seminar acara dilanjutkan dengan Rakor IPANI wilayah Barlingmascakeb.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng dr Yulianto Prabowo MKes menjelaskan, stunting merupakan kondisi tinggi badan seorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya. Penyebab stunting multi-dimensional meliputi praktik pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses ke bahan bergizi, terbatasnya layanan kesehatan,  hingga kurangnya akses ke air bersih.

Pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan masih kurang, 55 persen anak  seusia 0-6 tidak mendapatkan ASI eksklusif,  satu dari tiga anak usia 6-23 bulan tidak menerima MP-ASI tepat.Tiga anak usia 3-6 tahun tidak terdaftar di PAUD, dua dari tiga bumil belum mengkonsumsi suplemen besi yang memadai, menurunnya tingkat kehadiran anak di Posyandu.

“Faktor lain tidak mendapat akses yang memadai ke layanan imunisasi, kurangnya akses ke bahan makanan bergizi. Satu dari tiga  ibu hamil anemia, bahan makanan mahal, kurangnya akses ke air nersih,” ujarnya.

Untuk itu, Yulianto meminta komitmen dan kerjasama menyeluruh dan terpadu semua sektor untuk menekan angka stunting di Jateng. Apalagi stunting menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan.

“Kami membutuhkan kerjasama lintas sektoral untuk menanggulangi stunting,” ujarnya.

Dukungan Pemprov Jateng sebagai sumber potensi untuk penanganan stunting antara lain  bantuan keuangan penanggulangan GAKY di 35 kabupaten kota dengan APBD Rp 1,4 miliar sejak tahun 2015 .

“Tahun 2018 pihaknya mendorong komitmen kabupaten kota melalui forum workshop atau advokasi, pembentukan tim penanggulangan kekurangan gizi tingkat desa,”  ujarnya.

Cegah Stunting

Adapun pencegahan stunting dilakukan dengan intervensi melalui gizi spesifik yakni dilakukan di sektor kesehatan, ditujukan khusus untuk 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) bersifat jangka pendek dan hasilnya didapat dalam waktu relatif pendek. Kemudian, kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan, sasaran mayarakat umum dan bersifat jangka panjang.

Ketua IPANI Pusat Dr Nani Nurhaeni menegaskan stunting memiliki dampak jangka pendek dan panjang. Pada jangka pendek, meningkatan kejadian kesakitan dan kematian, perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal dan peningkatan biaya kesehatan.

Sedangkan pada jangka panjang, kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah produktifias dan kapasitas kerja yang tidak optimal. Keterlambatan perkembangan fisik, postur tubuh tidak optimal saat dewasa, penurunan kesehatan reproduksi dan kesehatan yang buruk dan peningkatan risiko penyakit degeneratif seperti diabetus militus.

“Pencegahan stunting diperlukan sinergitas multi-aktor dan peran stakholder mulai dari pemerintah pusat dan daerah,  organisasi profesi, mitra pembangunan, media massa, lembaga sosial kemasyarakatan, dunia usaha, parlemen hingga badan PBB,” ujar dosen FIK Universitas Indonesia  (UI) tersebut.

Ketua IPANI Barlingmascakeb sekaligus panitia seminar Rusana MKep Ns SpKep An menjelaskan, seminar itu digelar melihat  masalah nasional tentang stunting. Stunting menjadi isu dalam keperawatan anak yang  harus dituntaskan multisektoral mulai masa ramaja, kehamilan, persalinan, kelahiran.

“Kasus stunting tidak hanya masalah gizi. Tetapi perilaku orang tua dan keluarga banyak mengakibatkan  anak menjadi  stunting,” ujarnya Pembantu Ketua I Stikes Al Irsyad itu mengharapkan seminar itu dapat menyamakan persepsi sehingga pemerintah dan perguruan tinggi memiliki persamaan persepsi dan selaras dalam menangani stunting.

Mahasiswa DIII Keperawatan Stikes Gombong Ikuti Training Keselamatan Kerja

Mahasiswa Program Studi (Prodi) DIII Keperawatan  tingkat tiga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong yang mengambil peminatan unggulan Kesehatan dan Keselamatan Kerja  (K3) mendalami materi melalui inhouse training. Inhouse Training Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Paramedis tidak hanya diikuti oleh mahasiswa tetapi juga perawat dan dosen.

Pelatihan yang berlangsung Senin-Jumat (25-29/3) itu menggandeng Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja  (K3) Jawa Tengah. Selama lima hari, 40 peserta mendapatkan berbagai materi yang disampaikan oleh para narsumber yang berkompeten di bidangnya.

Hari pertama Dr Sudaima SSi MSi menyampaikan materi kebijakan dan organisasi K3 dan perundang-undangan di bidang K3. Kemudian Kuntodi PgDipSc MSi  menyampaikan materi hiperkes dan keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Dokter Diah Wahyu MKes pada hari kedua menyampaikan materi penyakit akibat kerja dan sistem pelaporan, pengelolaan makan di tempat kerja. Disambung dokter Budiastuti DH MKes menyampaikan materi prinsip dasar dan filosofi kesehatan kerja dan promosi kesehatan kerja dan pencegahan HIV/AIDS serta program rehabilitasi medis.

Pada hari ketiga dan keempat, materi disampaikan antara lain ergonomi dan fisiologi kerja, tanggap darurat kebakaran di tempat kerja, hiperkes faktor kimia, hiperkes faktor fisika, dan sistem menajemen K3. Selain itu juga menghadirkan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Pembantu Kebumen untuk menyampaikan materi terkait BPJS Ketenagakerjaan. Selain sistem klasikal, dalam pelatihan itu juga dilakukan kunjungan perusahaan ke PT Mitra Prasmitha Selaras (PMS) Sempor dan praktik pembuatan laporan.

Sekretaris Prodi DIII Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong Bambang Utoyo SKep Ns MKep menjelaskan bahwa baru pertama kali pihaknya menggelar pelatihan K3 menggandeng Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah. Harapannya para mahasiswa semakin memahami K3 sehingga bisa diterapkan saat bekerja baik di layanan kesehatan maupun perusahaan lain.

“Setelah selesai mengikuti pelatihan mahasiswa akan mengembangkan K3 di wilayah Kebumen dan sekitarnya,” ujar Bambang Utoyo di sela-sela pelatihan.

Menurut Bambang, pelatihan K3 biasanya dilaksanakan oleh perusahaan kepada para pegawainya. Dengan demikian, lulusan yang telah memiliki sertifikat  K3 akan memiliki nilai lebih sehingga tidak perlu lagi mengikuti pelatihan di perusahaan.

Dua Petugas Kebersihan Kampus Stikes Gombong Berangkat Umroh Gratis

Sebanyak empat orang karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong, Kebumen mendapatkan kesempatan berangkat menunaikan ibadah umroh.  Keberangkatan mereka  ke tanah suci Mekkah dan Madinah  dibiayai sepenuhnya oleh kampus tersebut.

Dari keempat karyawan yang akan menunaikan umroh, dua orang bernama Tusa (53) warga Desa Kalitengah, Kecamatan Gombong dan dan Sarwono (42) warga Desa Jatinegara, Kecamatan Sempor sehari-hari bekerja sebagai cleaning service alias petugas kebersihan kampus. Sedangkan dua lainnya adalah Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) Widiantoro,  Wakil Ketua IV bidang kerjasama internasional Sawiji.

Keempatnya rencananya akan berangkat ziarah ke tanah  suci pada 25 Maret hingga 3 April 2019. Adapun pelepasan dilaksanakan bersamaan dengan Kajian Bulanan serta penyerahan SK purna tugas staf administrasi Ibnu Sukarso SE, Jumat (22/3).

Pelepasan dilakukan oleh Ketua Stikes Gombong Hj Herniyatun SKep SpMat disaksikan Ketua BPH Stikes Gombong dr Fatah Widodo SpM dan jajaran dosen dan  seluruh karyawan. Sedangkan kajian diisi oleh mantan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen KH Mudhofir yang menyampaikan materi syukur nikmat.

Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong Herniyatun menjelaskan bahwa program umroh karyawan kali ini merupakan angkatan ketiga. Sejak pertama sudah  pihanya sudah memberangkatkan  12 karyawan yang menunaikan ibadah umroh dengan biayai kampus.

“Program umroh karyawan diperuntukkan bagi karyawan yang sudah memiliki masa karja lebih dari 10 tahun. Mereka terpilih sesuai urutan masa kerja,” ujar Herniyatun didampingi Bagian Humas Stikes Ukis Erliwianto SE kepada Suara Medeka di sela-sela acara.

Uang Saku

Selain program umroh karyawan pihaknya juga memiliki program tabungan haji bagi karyawan yang memiliki masa kerja di atas 10 tahun yakni dengan subsidi 50 persen. Sedangkan bagi karyawan yang memiliki masa kerja memiliki lebih dari 20 mendapatkan subsidi 100 persen.

“Selain sebagai reward atas kinerja para karyawan, program umroh dan haji merupakan kebijakan Stikes sebagai perguruan tinggi di bawah persyarikatan Muhammadiyah agar para karyawan bisa menyempurnakan rukun Islam yang lima,” ujarnya menyebutkan selain gratis, karyawan yang menunaikan ibadah umroh juga diberikan uang saku.

Tusa dan Sarwono dua karyawan yang sudah bekerja sejak 1996 merasakan bahagia mendapat nikmat yang sangat berharga yakni bisa menunaikan ibadah umroh. Mereka tidak pernah menyangka akan dapat kesempatan langka yakni beribadah umroh bersama para pimpinan.

“Terima kasih kepada Stikes Muhammadiyah Gombong yang memberikan penghargaan ini,” ujar Tusa.

Enam Mahasiswa Stikes Gombong Ikuti INSF di Unimas Malaysia

Enam orang mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong mengikuti International Nursing Student Forum (INSF) di Universiti Malaysia Sarawak (Unimas) Malaysia. Tak hanya menjadi peserta delegasi Stikes Gombong juga menjadi panitia bersama bergabung dengan sejumlah perguruan tinggi di Malaysia, Thailand, Filipina dan China.
Dalam forum internasional yang berlangsung pada 9-10 Maret 2019 tersebut, enam mahasiswa yang terdiri atas tiga mahasiswa Program Studi (Prodi) DIII Keperawatan dan tiga dari S1 Keperawatan juga mempresentasikan hasil riset karya mereka. Kehadiran mahasiswa tersebut didampingi oleh dua orang dosen pembimbing dan staf tata usaha.
Wakil Ketua IV Bidang Kerjasama Stikes Muhammadiyah Gombong Sawiji MSc yang ikut mendampingi para mahasiswa tersebut mengatakan, keterlibatan mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong pada ajang INSF sudah yang ke-10 kali. Sejak tahun 2012, setiap tahun pihaknya selalu mengirimkan delegasi untuk bergabung dalam forum yang tahun ini digelar di Unimas Serawak Malaysia.
“Forum internasional itu mahasiswa dapat mengupdate ilmu dan isu-isu kesehatan dunia. Selain itu juga mengetahui perkembangan terbaru keperawatan era industri 4.0,” ujar Sawiji kepada Suara Merdeka, Kamis (14/3).
Selain itu, kunjungan ke Unimas tersebut dimanfaatkan untuk menggelar eksekutif meeting dalam rangka melakukan penjajakan kerjasama antara Stikes Muhammadiyah Gombong dengan Unimas Malaysia. “Rencana kerjasama yang sedang dijajaki meliputi pertukaran mahasiswa, studi lanjut S2 dan S3 hingga joint publikasi riset di jurnal ilmia,” imbuh Sawiji didampigi Bagian Humas Stikes Gombong Ukis Erliwianto SE.
Sawiji menegaskan bahwa dengan berbagai program kerjasama internasional, pihaknya berkomitmen ingin membangun Stikes Muhammadiyah Gombong sebagai perguruan tinggi lokal dengan kualitas global. Selain itu, kerjasama internasional terus ditingkatkan dalam rangka proses menjadi universitas. Nantinya Stikes Gombong akan memiliki kelas internasional, termasuk membuka S2 program internasional.
“Dari sisi penyerapan kerja, para mahasiswa yang memiliki pengalaman belajar di luar negeri memiliki kesempatan dan peluang kerja yang cukup baik. Selain itu, secara mental mereka memiliki kepercayaan diri yang baik dalam menghadapi persaingan di era global,” tandasnya seraya menyebutkan pengalaman di luar negeri juga bisa dicantumkan dalam Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).

 

319 Mahasiswa Stikes Gombong Dibekali Softskill Komunikasi

Sebanyak 319 mahasiswa tingkat I Sekolah Tinggil Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong mengikuti pelatihan softskill di kampus setempat, baru-baru ini. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Career Development Center (CDC) berlangsung sehari penuh.
Dibuka oleh Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong Hj Herniyatun MKep Sp Mat menghadirkan pemateri dari Tim Pengembangan Softskill. Para mahasiwa dari Program Studi S1 Keperawatan, S1 Farmasi, D3 Keperatawan dan D3 Kebidanan tersebut mendapatkan sejumlah materi mengenai komunikasi, etika dan sopan santun.
Materi konsep pelayanan masa depan disampaikan oleh Ns Andy Sofyan P MKep, Komunikasi efektif oleh Muh Ali SKep MMKes, Konsep otaak sehat sebagai dasar pelayanan dan konsep soft skill dan handling conplain disampaikan oleh Dr Rita Kartika Sari SKM MKes.
Ketua CDC Stikes Muhammadiyah Gombong Putra Agina WS MKep menjelaskan, pelatihan softskill merupakan salah satu program kerja CDC Stikes Muhammadiyah Gombong untuk meningkatkan komunikasi, etika, sopan santun, salam guna mempersiapkan layanan kepada masyarakat.
“Pelatihan ini sekaligus persiapan praktik baik di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan,” ujar Putra Agina didampingi Ketua Panitia Endah Setianingsih MKep kepada Suara Merdeka di sela-sela acara.
Lebih lanjut, Putra Agina menambahkan, kemampuan komunikasi yang baik sangat penting dimiliki oleh mahasiswa kesehatan. Pasalnya, peran petugas kesehatan sebagai educator menjadikan komunikasi wajib dilakukan dengan baik yang harus dimulai dari tahap akademik.
Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswan Sarwono SKM MKes menambahkan, softskill yang baik akan semakin meningkatkan performance dan kualitas mahasiswa di masyarakat. “Hal ini perlu dilakukan agar bisa menjadi pembeda antara mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong dengan perguruan tinggi lain,” ujar Sarwono.

Translate »