(0287) 472 433 rektorat@unimugo.ac.id

UNIMUGO DUKUNG PENGUATAN EKOSISTEM RISET DAERAH: JADI NARASUMBER WORKSHOP JURNAL ILMIAH KABUPATEN KEBUMEN

Putra Agina Widyaswara Suwaryo, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D tim dari UNIMUGO pada saat pemaparan materi. Dok.Foto Humas UNIMUGO

Kebumen – Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) kembali menegaskan komitmennya dalam pengembangan riset dan publikasi ilmiah daerah. Kali ini, UNIMUGO dipercaya menjadi salah satu narasumber dalam Workshop Penulisan dan Pengelolaan Jurnal Riset dan Inovasi Kabupaten Kebumen, yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kebumen, pada Kamis, 26 Juni 2025 di Ruang Teater Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kebumen.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya strategis Pemerintah Daerah untuk memperkuat kapasitas publikasi ilmiah lokal melalui dua jurnal ilmiah yang dikelola Bapperida, yaitu Jurnal Krisakti dan Jurnal Semarak Kabumian. Acara ini juga dirangkai dengan penyerahan penghargaan kepada pemenang Lomba Krenova dan Lomba Artikel Ilmiah Kabupaten Kebumen Tahun 2025.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Kebumen, Hj. Lilis Nuryani, yang memberikan sambutan pembuka dan menyerahkan penghargaan kepada para pemenang. Turut hadir pula Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen, Kepala Bapperida, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan, serta perwakilan dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Kebumen.

Dalam sesi utama workshop, dosen UNIMUGO Putra Agina Widyaswara Suwaryo, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D., yang juga merupakan Editor in Chief Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan dan anggota dewan editor serta reviewer berbagai jurnal nasional dan internasional, membawakan materi tentang strategi pengelolaan jurnal ilmiah berbasis OJS (Open Journal System), proses editorial, sistem review, hingga indeksasi dan akreditasi jurnal.

“Mengelola jurnal bukan sekadar teknis penerbitan, tetapi juga membangun ekosistem keilmuan yang kredibel dan berkelanjutan. Perguruan tinggi, termasuk UNIMUGO, harus hadir sebagai penggerak literasi ilmiah dan kualitas publikasi,” jelas Putra Agina dalam pemaparannya.

Peserta workshop terdiri dari perwakilan dinas, guru, penulis artikel, serta pengelola jurnal dari berbagai instansi dan komunitas akademik. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang aktif, khususnya terkait langkah-langkah meningkatkan mutu jurnal agar terindeks SINTA dan DOAJ.

Keterlibatan UNIMUGO dalam kegiatan ini mempertegas kontribusi kampus sebagai mitra strategis pemerintah daerah dalam membangun iklim riset dan inovasi yang berbasis akademik, terbuka, dan berdampak nyata bagi masyarakat.

UNIMUGO KONTRIBUSI DAERAH: HASILKAN REKOMENDASI KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG KESEHATAN BERSAMA BAPPERIDA KEBUMEN

Foto bersama tim UNIMUGO dengan Bapperida Kebumen. Dok Foto Humas UNIMUGO

Kebumen – Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) kembali menunjukkan peran aktifnya dalam pembangunan daerah melalui kontribusi akademik dalam penyusunan Naskah Rekomendasi Kebijakan Kesehatan bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Kabupaten Kebumen.

Kolaborasi ini dimulai sejak 12 Februari 2025, ketika Bapperida Kebumen menghimpun para akademisi dari lima perguruan tinggi di Kebumen untuk membentuk tim riset tematik. UNIMUGO menugaskan tim dosen dari lintas keilmuan yang terdiri dari Putra Agina Widyaswara Suwaryo, S.Kep.Ns., M.Kep., Ph.D, Nurlaila, S.Kep.Ns., M.Kep., Wulan Rahmadhani, Dr.PH., dan Ardiansyah Ahmad, S.Kep., Ns., MARS untuk mengangkat tema penting bertajuk: “Membangun Sistem Kesehatan Berkelanjutan: Evaluasi Layanan Primer, Penyakit Tidak Menular, Penurunan AKI/AKB, dan Transformasi Digital.”

Setelah melalui tahapan analisis, survei, dan studi kebijakan, hasil kajian dipaparkan dalam kegiatan Diseminasi Naskah Rekomendasi Kebijakan pada Selasa, 24 Juni 2025 bertempat di Ruang Teater Disarpus Kabupaten Kebumen, yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan termasuk perwakilan BRIDA Provinsi Jawa Tengah, Arif Sofiyanto, S.Sos., M.Si.

Dalam paparannya, tim UNIMUGO memberikan berbagai rekomendasi strategis, seperti:

  • Penambahan fasilitas kesehatan primer dan tenaga kesehatan di wilayah terpencil.
  • Optimalisasi sistem rujukan dan gawat darurat (SPGDT).
  • Penguatan pencegahan dan deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM).
  • Perluasan akses layanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
  • Pengembangan integrasi sistem digital layanan kesehatan di Kebumen.

“Kami percaya bahwa kontribusi keilmuan dari perguruan tinggi dapat memberikan solusi konkret bagi tantangan pembangunan kesehatan di daerah, dan UNIMUGO siap menjadi mitra strategis pemerintah daerah,” ungkap Putra Agina, koordinator tim dosen UNIMUGO dalam kegiatan diseminasi.

Partisipasi UNIMUGO ini menjadi bukti nyata penerapan tridharma perguruan tinggi, khususnya dalam hal penelitian dan pengabdian masyarakat, sekaligus menegaskan posisi kampus sebagai center of excellence dalam membangun kesehatan masyarakat berbasis data dan inovasi.

UNIMUGO DUKUNG PENGUATAN KAPASITAS BIDAN DESA DALAM PENGURANGAN RESIKO BENCANA DI KEBUMEN

 

Putra Agina Widyaswara Suwaryo, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D. dan Podo Yuwono, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai fasilitator pada kegiatan tersebut. Dok.Foto Humas UNIMUGO

Kebumen – Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo) menunjukkan komitmennya dalam pengabdian masyarakat dan penanggulangan bencana dengan turut berkontribusi sebagai narasumber utama dalam kegiatan “Pertemuan Pengurangan Risiko Bencana” yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan dan PPKB Kabupaten Kebumen, Selasa (17/6).

Kegiatan yang diikuti oleh seluruh bidan desa se-Kabupaten Kebumen ini bertujuan untuk memperkuat kesiapsiagaan tenaga kesehatan, terutama di tingkat desa, dalam menghadapi bencana. UM Gombong mengirimkan dua dosen terbaiknya, yaitu Putra Agina Widyaswara Suwaryo, S.Kep., Ns., M.Kep., Ph.D. dan Podo Yuwono, S.Kep., Ns., M.Kep., sebagai fasilitator mewakili Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)/Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) PDM Kebumen.

Materi yang disampaikan meliputi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Klaster Kesehatan, Bantuan Hidup Dasar (BHD), serta Mobilisasi dan Evakuasi Korban Bencana. Seluruh sesi dirancang untuk memberikan pemahaman praktis dan kesiapsiagaan bidan desa dalam menghadapi situasi darurat.

“Keterlibatan perguruan tinggi, khususnya Unimugo dan LRB PDM Kebumen, dalam edukasi kebencanaan di tingkat masyarakat desa adalah bentuk nyata dari tridharma perguruan tinggi sekaligus penguatan syiar nilai-nilai Islam berkemajuan dalam konteks kemanusiaan,” jelas Putra Agina.

Kegiatan ini juga disinergikan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen sebagai bentuk kolaborasi lintas sektor dalam membangun ketangguhan masyarakat dari level paling dasar.

Kontribusi Unimugo melalui kegiatan ini tidak hanya memperkuat peran kampus sebagai pusat keilmuan, tetapi juga mempertegas identitas kampus sebagai institusi yang hadir langsung di tengah masyarakat, memberikan solusi dan pendampingan berbasis keilmuan serta nilai-nilai keislaman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BANTU PENYANDANG DISABILITAS, UNIMUGO BEKERJASAMA DENGAN BAZNAS RI DAN MTK PP ‘AISYIYAH GELAR TOT PENGAJAR AL-QUR’AN BAHASA ISYARAT

Rektor UNIMUGO Dr. Herniyatun. M.Kep., Sp. Mat pada saat sambutan kegiatan. Foto Dok.Humas UNIMUGO

Gombong UNIMUGO – Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) bersama Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP)  ‘Aisyiyah dan Baznas RI menyelenggarakan Training of Trainers (TOT) Pengajar Al Qur’an Isyarat pada Hari Sabtu – Ahad, 14-15 Juni 2025 dengan peserta seluruh Anggota Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se-Kabupaten Kebumen di Ruang Kuliah 1 Gedung Rektorat UNIMUGO.

Hadir pada kegiatan tersebut Rektor UNIMUGO Dr. Herniyatun, M.Kep.,Sp.Mat, Ketua Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag RI Abdul Aziz Sidqi, M.Ag, Bupati Kebumen yang diwakili oleh  Asisten 3 Bidang Administrasi Sekretaris Daerah Kebumen Moh. Arifin, M.T, Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan (MTK) PP ‘Aisyiyah Evi Sofia Inayati, M.Psi, Ketua PDM Kebumen Joko Purnomo, M.M, PDA Kebumen Navi Agustina., M.Psi, serta Ketua PDNA Kebumen

Kegiatan dibuka oleh Ketua LPMQ Baznas RI Abdul Aziz Sidqi, M.Ag melalui video conference. Pada sambutannya beliau menekankan Pendidikan Inklusif dan Kebijakan Pemenuhan Hak Keagamaan bagi Penyandang disabilitas di Indonesia.

‘Kelompok disabilitas perlu mendapatkan perhatian khusus, dalam kesempatan tersebut mereka diberi kesempatan untuk tampil. Tujuannya agar disabilitas sensorik dan rungu wicara, bisa membaca Al-Qur’an dengan bahasa isyarat’, terangnya.

Pertama-tama, izinkan saya atas nama pimpinan dan keluarga besar Universitas Muhammadiyah Gombong menyampaikan terima kasih dan kami merasa terhormat dan bersyukur dapat menjadi tuan rumah pada kegiatan yang sangat mulia ini yaitu Pelatihan TOT Pengajar Al Qur’an Bahasa Isyarat bagi saudara kita penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, disampaikan pada saat sambutan oleh Rektor UNIMUGO Dr. Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat

Lebih lanjut Rektor UNIMUGO mengatakan akan selalu membuka diri dan siap berkontribusi dalam kegiatan yang memajukan pendidikan inklusif, khususnya dalam mendekatkan Al-Qur’an kepada seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

‘Kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh panitia, mitra kerja, dan para pejuang literasi Al-Qur’an bagi difabel yang telah memprakarsai program ini. InsyaAllah, pelatihan ini akan melahirkan para pengajar yang tidak hanya kompeten secara teknis, namun juga memiliki empati, kesabaran, dan semangat melayani’, tutupnya.

Bupati Kebumen dalam sambutannya yang disampaikan oleh Asisten Administrasi Sekretaris Daerah Kebumen Moh. Arifin, S.Si., M.T menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada UNIMUGO, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan Baznas yang telah memprakarsai pelatihan ini.

‘Kegiatan ini tidak hanya penting tapi juga sangat mulia, mereka berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk membaca, memahami, dan mencintai Al-Qur’an. Mereka berhak mendapatkan guru yang sabar dan mampu menjelaskan dengan Bahasa yang mereka pahami. Dengan niat yang baik dan usaha yang sungguh-sungguh ilmu ini akan menjadi amal jariyah’, ungkapnya.

Ketua MTK PP ‘Aisyiyah Evi Sofia Inayati, M.Psi dalam sambutannya menyampaikan terimakasih atas kerjasama antara MTK PP ‘Aisyiyah dengan UNIMUGO dan Baznas RI sehingga kegiatan ini dapat terlaksana di UNIMUGO.

‘Ada optimisme baru ketika kegiatan ini dilaksanakan, sehingga harapannya nanti dapat menjadi pengajar Al Qur’an walaupun dengan keterbatasan penyandang disabilitas’, ujarnya.

Materi yang disampaikan oleh narasumber antara lain:

  1.   Urgensi Pelatihan Mushaf Al-Qur’an Isyarat oleh Abdul Aziz Sidqi, M.Ag
  2.   Karakter Gerakan ‘Aisyiyah oleh Dr. Siti ‘Aisyiyah, M.Ag
  3.   Fikih Difabel oleh Ro’fah, M.Ag., Ph.D
  4.   Konsep Dasar Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara oleh Dr, Fandi Akhmad, M.Pdi dan Novita Nur A., S.I.Kom
  5.   Mushaf Al-Qur’an Isyarat Metode Kitabah dan Tilawah (Sejarah dan Kaidahnya) oleh Elfandi Nain, S.T.
  6.   Penguatan dan Review Mushaf Al-Qur’an Isyarat Kitabah dan Tilawah oleh Elfandi Nain, S.T

 

 

 

INOVASI SEDIAAN FARMASI: NANOEMULSI MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH SEBAGAI ANTI INFLAMASI

Orasi Ilmiah oleh Dr. Apt Naelaz Zukruf Wakhidatul K., M.Pharm pada acara wisuda dan angkat sumpah profesi yang digelar di Auditorium Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO), (Dok.Foto Humas UNIMUGO)

 

Gombong UNIMUGO – Orasi Ilmiah oleh Dr. Apt Naelaz Zukruf Wakhidatul K., M.Pharm pada acara wisuda dan angkat sumpah profesi yang digelar di Auditorium Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO), (03/05).

Orasi tentang kefarmasian mengangkat tema ‘Inovasi Sediaan Farmasi: Nanoemulsi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh sebagai Anti Inflamasi”.

  1. Tantangan dalam Pengembangan Obat Herbal

Dalam era perkembangan ilmu kefarmasian saat ini, obat herbal tetap menjadi pilihan penting dalam pengobatan. Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya, memiliki potensi besar dalam pengembangan obat dari bahan alam. Salah satu tanaman yang telah lama dikenal memiliki khasiat obat adalah cengkeh (Syzygium aromaticum L.).

Minyak atsiri bunga cengkeh (MABC) mengandung eugenol sebanyak 78-95% yang telah terbukti memiliki aktivitas antiinflamasi yang signifikan. Eugenol bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) hingga 58,15% dan lipooksigenase-12 hingga 86,15%. Enzim-enzim ini berperan penting dalam proses inflamasi atau peradangan.

Namun, pengembangan sediaan farmasi dari minyak atsiri menghadapi berbagai tantangan, antara lain:

  1. Ketidakstabilan termodinamika yang menyebabkan pemisahan fase
  2. Penguapan yang cepat pada sediaan konvensional
  3. Kelarutan minyak atsiri yang sangat rendah
  4. Hambatan penetrasi obat saat menembus lapisan stratum corneum kulit
  1. Inovasi Nanoemulsi: Solusi Penghantar Obat Modern

Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian kami mengembangkan cara baru dalam mengantarkan obat ke tubuh menggunakan teknologi sangat kecil yang disebut “nanoteknologi” salah satunya yaitu nanoemulsi.

Mudahnya, minyak atsiri bunga cengkeh diubah menjadi tetesan-tetesan super kecil yang diselimuti oleh bahan pelindung khusus, kemudian dicampur dengan air hingga menjadi cairan jernih. Tetesan ini sangat kecil, 1000 kali lebih kecil dari ketebalan rambut manusia, sehingga tidak terlihat oleh mata secara langsung.

Metode pengecilan ukuran ini memiliki beberapa keuntungan Istimewa yaitu:

  • Tidak mudah rusak dan tetap stabil dalam waktu lama
  • Dapat mengatur seberapa cepat obat dilepaskan ke dalam kulit
  • Melindungi bahan aktif dari kerusakan akibat cahaya, tingkat keasaman, dan perubahan suhu
  • Memudahkan obat menembus lapisan kulit dan bekerja lebih efektif

Dalam penelitian ini, kami mencampurkan minyak atsiri bunga cengkeh dengan bahan-bahan pendukung khusus yaitu isopropil miristat sebagai fase minyak, tween 80 sebagai surfaktan, PEG 400 sebagai ko surfaktan, dan akuades sebagai fase air hingga mendapatkan formula terbaik.

Hasilnya adalah cairan jernih dengan tetesan minyak cengkeh berukuran sangat kecil (sekitar 17 nanometer) yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tetapi dapat memiliki efek antiradang. Nanoemulsi yang dihasilkan memiliki ukuran partikel sangat kecil yaitu 17,69 nm dengan indeks polidispersitas 0,057 dan zeta potensial -5,36 mV.

 

  1. Pengembangan Sediaan Gel dan Uji Efektivitas

Karena minyak atsiri bunga cengkeh dalam bentuk nanoemulsi masih terlalu encer, maka kami mengubahnya menjadi gel agar bisa menempel lebih lama pada kulit yang meradang. Untuk membuat gel ini, kami menggunakan bahan pengental khusus dan metode perhitungan matematika yang tepat untuk mendapatkan kekentalan yang ideal dengan menggunakan Karbopol 940 sebagai bahan pengental gel dan Trietanolamin (TEA).

Hasil pengujian menunjukkan bahwa gel ini memiliki beberapa keunggulan:

  • Tetap stabil dan tidak berubah bentuk selama sebulan penyimpanan
  • Mampu melepaskan bahan aktif secara perlahan dan terus-menerus ke dalam kulit
  • Sangat aman digunakan karena tidak menyebabkan iritasi atau kemerahan pada kulit. Yang mana uji keamanan ini menggunakan hewan percobaan kelinci albino galur new zealand sebanyak 4 hewan. Pengujian dilakukan sesuai dengan ketetapan peraturan KaBPOM RI Nomor 10 tahun 2022 mengenai Pedoman Uji Toksisitas Non Klinik
  1. Yang paling menggembirakan, ketika kami menguji nanoemulsi minyak atsiri bunga cengkeh dalam gel ini pada hewan percobaan yaitu mencit putih galur Balb/c sebanyak 28 yang mana kulitnya sengaja kami buat meradang dengan disuntikan minyak kroton, dan menghasilkan: Bengkak pada kulit hewan percobaan berkurang secara nyata, Jumlah sel-sel peradangan menurun drastis, Protein penyebab peradangan (COX-2) berkurang hampir 30%.
  2. Yang lebih menakjubkan lagi, nanoemulsi minyak atsiri bunga cengkeh dalam gel ini ternyata memiliki khasiat antiradang yang setara dengan obat antiinflamasi yang telah beredar di pasaran (Voltaren). Hal Ini menunjukkan bahwa temuan kami berpotensi menjadi alternatif pengobatan alami yang efektif untuk mengatasi peradangan.

 

Penutup

Penelitian ini menggambarkan bagaimana inovasi teknologi farmasi dapat mengoptimalkan potensi bahan alam Indonesia. Melalui pendekatan nanoteknologi, kita dapat mengatasi keterbatasan penggunaan obat herbal konvensional dan mengembangkan sediaan yang lebih efektif, stabil, dan nyaman digunakan.

Sebagai lulusan farmasi, penelitian ini menunjukkan betapa luasnya peluang yang dapat dijelajahi dalam karier profesional kefarmasian. Keahlian dan kreativitas farmasis sangat dibutuhkan untuk mengembangkan produk-produk farmasi yang inovatif demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Saya berharap orasi singkat ini dapat menginspirasi teman-teman untuk terus berinovasi dan mengembangkan ilmu kefarmasian dan mengembangkan ilmu sesuai bidangnya masing-masing untuk menghasilkan inovasi serta pelayanan yang unggul dalam bidang kerja teman-teman sekalian. Selamat menempuh kehidupan baru sebagai profesional dalam bidangnya masing-masing dan jadilah pionir dalam pengembangan produk-produk kesehatan inovatif berbasis kekayaan alam Indonesia./TAY

Translate »