(0287) 472 433 rektorat@unimugo.ac.id

PEDULI PENDERITA DIABETES, STIMUGO GELAR ZOOMINAR #5

Indonesia menduduki urutan ke 6 (enam) dengan penderita diabetes tertinggi menurut data Indonesia Diaebetes Federation (IDF) . Faktor peningkatan jumlah penderita diabetes antara lain gaya hidup tidak sehat, lingkungan dan pikiran/stres. Dalam kaitannya dengan masa pandemi covid-19, penyakit diabetes merupakan salah satu penyakit komorbid yang mempunyai resiko tinggi tertular virus covid-19.

Pada kegiatan zoominar #5 yang diselenggarakan oleh DPK PPNI STIKES Muhammadiyah Gombong bekerjasama dengan STIKES Muhammadiyah Gombong kemarin siang (18/6), mengangkat topik bahasan Manajemen Penyakit Kronis di Masa Pandemi Covid-19. Kegiatan ini diikuti oleh 180 peserta dari berbagai daerah seperti Kebumen, Banjarnegara, Cilacap, Majenang, Purworejo dan Pekalongan baik dari instansi pendidikan maupun instansi kesehatan.

Bambang Utoyo, S.Kep.Ns., M.Kep., Ketua DPK PPNI STIKES Muhammadiyah Gombong,  selaku moderator menyampaikan topik pada zoominar kali ini berisikan trik dan solusi bagaimana agar penderita penyakit kronis dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dan tidak terpapar virus covid-19.

Pembicara dalam zoominar ini merupakan salah satu doktor yang dimiliki STIKES Muhammadiyah Gombong, Cahyu Septiwi, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D, lulusan program doktoral Khon Kaen University of Thailand yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Keperawatan Program Sarjana sekaligus dosen Keperawatan Medikal Bedah. Serta Kurniawan Setyo, S.Kep., Ns., selaku perawat critical care RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Cahyu Septiwi menyatakan bahwa dalam menghadapi masa pandemi covid-19 bagi penderita diabetes perlu menerapkan self management dengan 5 (lima) pilar yaitu edukasi, perencanaan diet diabetes, aktivitas fisik/olahraga, pengobatan dan pemantauan dengan cek gula darah rutin. Self management ini bisa dilakukan di kelompok prolanis, puskesmas maupun rumah sakit.

Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong yang diwakili oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik, Isma Yuniar, S.Kep.Ns., M.Kep. turut berbangga dan mengapresiasi kegiatan zoominar ini. “STIKES Muhammadiyah Gombong mempunyai visi misi unggul modern islami. Bentuk dukungan dan penerapan visi misi yang kami miliki salah satunya dengan cara adaptif selama masa pandemi. Zoominar ini diselenggarakan dengan maksud untuk sharing ilmu self management bagi penderita penyakit kronis agar tidak tertular covid-19 yang tentunya sangat dibutuhkan oleh perawat maupun masyarakat”.

Zoominar ini juga disiarkan secara langsung (live streaming) di channel youtube STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG dan akan dilanjutkan dengan rangkaian zoominar selanjutnya yaitu zoominar #6 dengan topik bahasan yang tidak kalah menarik.

Milad Ke-26 Tahun, Stikes Muhammadiyah Gombong Siap Jadi Universitas

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Gombong, Kebumen Hj Herniyatun MKep Sp Mat memohon doa dan dukungan untuk perubahan Stikes Gombong menjadi universitas. Pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dalam rangka perubahan menjadi Universitas Muhammadiyah Gombong (Unimugo).

“Kami telah melakukan berbagai persiapan yang dibutuhkan dalam rangka untuk mensukseskan perubahan status dari sekolah tinggi menjadi universitas,” ujar Herniyatun dalam sambutan pada acara peringatan milad ke-26 tahun dan halal bi halal di aula kampus setempat.

Kegiatan dihadiri oleh para dosen dan karyawan tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan dalam rangka pencegahan penularan virus Corona. Meliputi cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak aman.

Hadir anggota Badan Pembina Harian (BPH) H Abduh Hisyam dan jajaran pimpinan Stikes Muhammadiyah Gombong. Para pensiunan karyawan Stikes juga tampak hadir dalam acara tersebut. Halal bi halal ditandai ikrar yang disampaikan oleh Ketua Stikes Gombong Hj Herniyatun. Sedangkan penerapan ikrar oleh Ukis Erliwianto SE selaku wakil karyawan. Adapun tausiyah hikmah milad disampaikan oleh Ustadz Puji Handoko Handoko MPd.

Lebih lanjut, Herniyatun  menginformasikan bahwa pendirian Progam Studi Profesi Kebidanan sudah mencapai 80 %. Mulai dari dosen, kurikulum, sudah di ACC.  Untuk ijin berdiri Prodi Profesi Kebidanan tinggal menunggu visitasi. Namun hal itu masih terkendala pandemi Covid-19.

Pengembangan Kampus

Sementara itu, perkembangan dosen cukup baik. Lebih dari 50 persen atau 25 dari 44 dosen telah mendapatkan sertifikasi dosen. Dosen juga memiliki jabatan fungsional, dengan pangkat lektor sudah banyak. Sebagai pimpinan, pihaknya mengapresiasi peningkatan jabatan fungsional para dosen di Stikes Muhammadiyah Gombong.

“Juli mendatang semua dosen berkomitmen melanjutkan sekolah. Karena hal itu merupakan tuntutan profesi. Tidak hanya dosen, seluruh tenaga kependidikan juga memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan studi lanjut,” tandasnya.

Selain itu, pihaknya terus melakukan peningkatan sarana dan prasarana dalam rangka pengembangan kampus. Pihaknya telah selesai melakukan pembelian dan pengurugan tanah yang berada di belakang kampus. Mulai dari pembelian, pensertifikatan dan pengurugan total Rp 3,4 miliar.

“Pengelolaan keuangan Stikes Gombong dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujarnya menyebutkan bahwa kesejahteraan karyawan  mendapatkan perhatian di masa pandemi Covid-19.

Sebelum Covid-19, Stikes Gombong telah memberangkatkan dua orang karyawan untuk berangkat ibadah umroh. Bagi karyawan yang mendaftar ibadah haji juga mendapatkan subsidi dari kampus.

“Setelah Covid-19 selesai, dua karyawan lagi untuk kami berangkatkan beribadah umroh ke tanah suci,” imbuh Herniyatun.

Sementara itu, Anggota BPH Stikes Muhammadiyah Gombong H Abduh Hisyam mengapresiasi kinerja para dosen dan seluruh karyawan Stikes Gombong yang telah mengembangkan kampus selama 26 tahun yakni mulai berdiri 9 Juni 1994-9 Juni 2020.

“Kami terus mendorong untuk perkembangan Stikes Muhammadiyah Gombong menjadi Universitas Muhammadiyah Gombong. Nantinya di jajaran universitas dunia, kampus ini akan disebut dengan Gombong Muhammadiyah University,” ujar Abduh Hisyam yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kebumen.

(SM/Anto)

DAILY ZOOMINAR #3 ANGKAT TEMA IBU HAMIL DAN MELAHIRKAN SAAT PANDEMI

Hari ini Kamis, 4 Juni 2020 DPK PPNI STIKES Muhammadiyah Gombong bekerja sama dengan STIKES Muhammadiyah Gombong kembali mengadakan kegiatan zoominar #3 secara virtual dengan topik yang sangat menarik yaitu Tinjauan Kesehatan Ibu Hamil dan Melahirkan saat Pandemi Covid-19.

Zoominar yang diikuti oleh ratusan tenaga kesehatan ini dipandu oleh seorang moderator bergelar doktor yang dimiliki oleh STIKES Muhammadiyah Gombong, Cahyu Septiwi, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D.

Hadir sebagai narasumber pertama, Eka Riyanti, M.Kep., Sp.Kep.Mat. salah satu dosen keperawatan maternitas STIKES Muhammadiyah Gombong yang membawakan materi “Panduan Kesehatan pada Ibu Hamil dan Melahirkan saat Pandemi Covid-19” dan narasumber kedua, Endah Ekawati, M.Kep., Sp.Mat seorang praktisi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto menjelaskan materi tentang “Implementasi Tata Laksana Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dan Melahirkan di RS Rujukan Covid-19”.

Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, Hj. Herniyatun, M.Kep., Sp.Mat pun turut serta dalam kegiatan zoominar ini, beliau menyambut baik kegiatan zoominar yang diselenggarakan secara rutin di era pandemi covid-19 oleh DPK PPNI STIKES Muhammadiyah Gombong. “STIKES Muhammadiyah Gombong sangat mendukung kegiatan zoominar ini, dengan harapan materi yang ada tersampaikan dengan baik dan bermanfaat bagi rekan sejawat”, ujarnya.

Ketua DPD PPNI Kabupaten Kebumen, H. Tri Tunggal Eko Sapto, SKM, MPH dalam sambutannya memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada panitia penyelenggara yang senantiasa memberikan kontribusi ilmu yang bermanfaat bagi teman sejawat perawat.

Sebagai informasi, kegiatan pagi ini merupakan zoominar ketiga yang sebelumnya pada zoominar satu mengangkat tema Ketahanan Jiwa, Psikososial, dan Spiritual pada Tenaga Medis dalam Menghadapi Pandemi Covod-19 dan yang kedua dengan tema Tinjauan Kesehatan Anak di Tengah Pandemi Covid-19. Untuk rangkaian zoominar selanjutnya akan segera direlease di media sosial dan ditayangkan secara live di channel youtube STIKES Muhammadiyah Gombong dengan materi yang tidak kalah menarik dari sebelumnya. (more…)

STIMUGO SELENGGARAKAN ZOOMINAR GRATIS BAGI NAKES

Nakes/Perawat merupakan kelompok yang rentan terpapar covid-19 karena bukan hanya merawat pasien tetapi juga dituntut untuk mampu mencegah penularan pada dirinya sendiri. Munculnya stigma penolakan terhadap nakes yang merawat pasien covid-19 oleh masyarakat maka timbul banyak masalah psikologis seperti cemas, takut bahkan panik yang dialami oleh para nakes.

Melihat banyaknya masalah psikologis yang dialami para nakes, STIKES Muhammadiyah Gombong bekerja sama dengan Dewan Pimpinan Komisariat PPNI STIKES Muhammadiyah Gombong mengadakan Zoominar Daily Edisi Pertama secara gratis untuk para rekan sejawat perawat pada Sabtu, 9 Mei 2020 pukul 14.00 WIB dengan tema “Penguatan Ketahanan Jiwa, Psikososial dan Spiritual untuk Tenaga Kesehatan” dengan jumlah peserta 90 orang baik dari dalam maupun luar Kabupaten Kebumen.

Kegiatan Zoominar kali ini dimoderatori oleh Irmawan Andri Nugroho, M.Kep., Ns. selaku dosen Prodi Keperawatan Program Sarjana dan menghadirkan 2 (dua) narasumber yaitu Ike Mardiati Agustin, M.Kep.,Sp.Kep.J . selaku Ketua Departemen Keilmuan Keperawatan Jiwa dan Wakil Ketua Tim Psikososial BPBD Kab. Kebumen yang membahas bagaimana dukungan ketanahan jiwa dan psikososial bagi nakes dalam menghadapi covid-19 serta Sarwono, SKM., M.Kes. selaku dosen sekaligus Wakil Ketua III STIKES Muhammadiyah Gombong yang menyampaikan penguatan aspek spiritualitas nakes.

Bambang Utoyo, M.Kep., Ns.,  Ketua DPK PPNI Komisariat STIKES Muhammadiyah Gombong menyampaikan materi yang disampaikan pada zoominar daily edisi pertama bertujuan untuk membantu menguatkan tenaga medis baik yang terjun langsung menangani pasien covid-19 secara psikologis maupun secara spiritual. “Hal ini dirasa penting mengingat situasi sekarang banyak stigma negatif terhadap tenaga medis”, ujarnya.

Pada kesempatannya, Ike Mardiati juga menyampaikan materi konsep kesehatan jiwa covid-19, bentuk dukungan jiwa dan psikososial dan manajemen ketahanan jiwa dan psikososial yang disampaikan sudah sesuai dengan anjuran WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, Herniyatun, M.Kep., Sp.Mat. mengapresiasi kegiatan zoominar yang dilaksanakan oleh DPK PPNI Komisariat STIKES dan berharap akan ada banyak kegiatan positif seperti zoominar ini dengan materi yang lebih beragam.

Sehat Jiwa Saat Ramadhan di Tengah Pandemi Covid 19

Indonesia bahkan Dunia saat ini sedang berada dalam masa berduka akibat adanya Pandemi Covid 19. Pandemi ini merupakan bencana non alam. WHO (2020) Telah menyatakan bahwa pandemic covid 19 ini dapat meningkatkan stres pada seluruh lapisan masyarakat. Kondisi stres dan masalah psikologis lainnya yang akan berdampak pada kondisi kejiwaan seseorang.

Beberapa respon psikologis yang dapat muncul dikaitkan dengan pandemic ini antara lain adanya rasa takut akan kematian, adanya klasifikasi tentang status penderita covid yaitu ODP, PDP, OTG dan Terkonfirmasi Covid, ketakutan akan tertular, adanya kepanikan akibat informasi yang simpang siur beredar luas, kepanikan akan langkanya alat pelindung diri (APD), adanya kebijakan tentang pembatasan social berskala besar, stress karena keterbatasan aktifitas ibadah, perubahan ritme dalam aktivitas bekerja sejalan dengan munculnya kebijakan WFH (Work From Home), perubahan proses sekolah (Windarwati, Dwi Heni. 2020), dengan kondisi-kondisi tersebut diperlukan upaya untuk tetap menjaga psikologis kita agar senantiasa sehat jiwa apalagi dikaitkan saat ini kita berada di bulan Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan istimewa yang dinantikan seluruh umat muslim di dunia, berbagai kegiatan ibadah dan tradisi keagamaan yang khas sebagai syiar Ramadhan muncul di bulan ini, akan tetapi Ramadhan tahun 1443 H/2020 Masehi ini sangat jauh berbeda dengan adanya pandemic covid 19, sejalan dengan Adanya kebijakan social and physical distancing (pembatasan jarak fisik dan sosial) yang membatasi kegiatan-kegiatan yang mengundang berkumpulnya banyak orang. Perbedaan yang dirasakan ini dapat menambah daftar pemicu munculnya masalah Kesehatan psikologis masyarakat selain pandemic yang masih ada. Namun demikian perlu kita renungkan bersama bahwa pembatasan kegiatan syiar Ramadhan dalam keramaian tidak berarti menghentikan ghirah Ramadhan kita.

Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk tetap menjaga diri kita sehat jiwa saat Ramadhan di tengah corona ini, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia telah merumuskan pedoman yang dapat di jadikan acuan bagi masyarakat untuk tetap menjaga diri sehat jiwa sehingga imunitas kita semakin meningkat dan pada akhirnya akan terhindar dari corona, beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan imunitas Kesehatan jiwa saat Ramadhan antara lain:

  1. Emosi positif dengan cara selama Ramadhan di rumah dengan melakukan kegiatan dan hobby yang disukai baik sendiri maupun Bersama keluarga.
  2. Pikiran positif :Selama Ramadhan jauhkan dari informasi hoax, bicara pada diri sendiri tantang hal positif dan selalu yakin bahwa pandemic akan
  3. Hubungan sosial yang positif :member pujian, saling menguatkan antar sesama, saling menguatkan ikatan emosi antar keluarga, hindari diskusi yang negative dan saling menjaga silaturahmi antara rekan kerja, teman atau seprofesi
  4. Secara rutin tetap beribadah di rumah (Suasana berpuasa dirumah akan memberikan banyak waktu untuk memperbanyak bacaan Al-Quran zikir, shalat sunnat, dan semakin dekat dengan keluarga, berbagi takjil, bersedekah kepada orang yang berkekurangan, terutama yang terdampak Covid-19 ini.

Demikian hal-hal yang dapat menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk senantiasa sehat jiwa selama Ramadhan, semoga pandemic ini segera berakhir .Aamiin.

 

(Sumber )

Inter Agency Standing Committee (IASC). 2020. Catatan Tentang Aspek Kesehatan Jiwa dan Psikososial Wabah Covid-19 Versi 01.

Windarwati, Dwi Heni. 2020. Panduan Praktis Rapid Respon dan penanganan diri aspek psikososial tarhadap covid 19. Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia Provinsi Jawa Timur

Kementrian Kesehatan RI, 2020. Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi Covid 19. Jakarta

Keliat, Budi Anna,dkk. 2020. Pedoman Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial pada Pandemi Covid 19. Jakarta. IkatanPerawat Kesehatan Jiwa Indonesia

Saenong. F.Faried, Zuhri, Saefudin. Dkk. 2020. Fikih Pandemi Beribadah di Masa Wabah. Nuo Publishing. Jakarta

 

Mahasiswa S1 Keperawatan Raih Prestasi Kancah Nasional

Dalam situasi pandemik covid-19 yang melanda negara Indonesia, sebagian besar masyarakat dituntut untuk melakukan social distancing dan physical distancing guna memutus rantai penyebaran virus corona. Tidak hanya kalangan pekerja, mahasiswa pun mendapat himbauan dari kampus untuk menerapkan sistem kuliah daring/online dari rumah masing-masing. Namun demikian, kondisi tersebut ternyata tidak mematahkan semangat mahasiswa STIKES Muhammadiyah Gombong dalam melakukan kegiatan yang positif bahkan sampai berhasil meraih prestasi yang membanggakan.

Muh. Agung Prayoga, mahasiswa Prodi Keperawatan Program Sarjana berhasil meraih juara 2 dalam Kompetisi Penulisan Opini Tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020. Pengumuman pemenang disampaikan oleh Pusat Prestasi Nasional dalam Surat Keputusan Nomor 0176/J3/KP/2020 pada Sabtu, 2 Mei 2020.

Tema opini yang diangkat oleh mahasiswa kelahiran Purworejo, 12 April 1997 ini bejudul “Pemaksimalan Posko Darurat Psikologis sebagai Newmodel Perbaikan Psikologis di Tengah Pandemi Covid-19”. Muncul ide tema tersebut berangkat dari maraknya stigma negatif terhadap tenaga medis dan masyarakat yang tertular virus corona, dimana perlu adanya interaksi solutif untuk mengurangi kecemasan pada korban. Juara pertama kategori ini dimenangkan oleh mahasiswa Universitas Sumatera Utara, sedangkan juara ketiga diraih oleh mahasiswa Universitas Kediri.

Agung berpesan kepada para mahasiswa yang lain untuk bisa membagi waktu dan memaksimalkan peluang. Di tengah situasi pandemik ini, banyak hal positif yang bisa dilakukan. “Perjuangan menangkal virus bukan hanya dalam dalam aplikasi menjadi relawan, tetapi penyebaran berita positif dan mengabarkan hal baik kepada semua orang juga dapat membantu meningkatkan imunitas” tambah Agung dalam keterangan resminya.

Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong, Hj. Herniyatun, M.Kep., Sp.Mat. sangat mengapresiasi pencapaian ini dan memotivasi agar mahasiswanya terus mengukir prestasi dan menjadi yang terbaik. “Kami berharap dalam situasi seperti ini (pandemik covid-19) para mahasiswa selalu produktiv dalam hal kebaikan, dan raihlah prestasi setinggi-tingginya”, ujarnya.

Kegiatan kompetisi ini merupakan upaya  dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia  dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan mengisi produktivitas bagi mahasiswa pada masa pandemik covid-19.

 

(SRY/2020)

Puasa dalam Kepungan Corona

Marhaban Ya Ramadhan. Bulan Ramadhan identik dengan bulan ibadah, berlomba meraih pahala sebanyak-banyaknya melalui ibadah puasa, tarawih, zakat, dan ibadah lainnya. Namun ada yang berbeda dengan bulan Ramadhan tahun ini. Momen ritual sebulan penuh yang biasa disambut dengan semarak, tahun ini akan penuh dengan keterbatasan.

Beberapa masjid telah ditutup semenjak merebaknya wabah virus Corona dan adanya himbauan pemerintah untuk membatasi kegiatan dalam skala besar. Berbagai pembatasan itu dilakukan dalam rangka untuk mencegah penularan lebih luas lagi dari virus ini. Pada Ramadhan kali tentu saja akan sangat jarang ditemui kegiatan beramai-ramai di masjid di saat tarawih, buka bersama, atau barangkali sekadar ke pasar sore. Sebagai umat Islam kita meyakini bahwa semua ini adalah skenario Allah.

Allah sedang mengingatkan kita akan kuasanya. Di awal penyebaran virus Corona di Wuhan, ilmuwan belum dapat memastikan detail cara virus ini menular dari binatang ke tubuh manusia. Selain itu, Allah belum mengizinkan produksi vaksin tersebut secara massal karena masih harus menjalani tahap uji klinis.

Virus corona atau yang disebut covid-19 atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, seperti pneumonia, distres pernafasan, hingga kematian. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus ini menyerang semua usia dari anak-anak, dewasa hingga ibu hamil dan menyusui. Setidaknya lebih dari 110 negara dengan ratusan ribu kasus positif covid-19. Lalu, bagaimanakah puasa kita di tengah pandemi ini?

Seperti yang kita ketahui bahwa puasa adalah ibadah wajib kecuali bagi beberapa orang yang memiliki udzur untuk tidak menjalankan puasa. Berpuasa adalah ketaakwaan, melatih menahan hawa nafsu, merasakan sedikit lapar seperti halnya saudara kita lainnya yang sering merasakan lapar karna kekurangan. Puasa mengajarkan kita saleh secara individu dan saleh secara sosial. Bonus dari menjalankan ibadah puasa itu sendiri adalah sehat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah saw.

“Sesungguhnya Allah menurunkan wahyu kepada sebagian nabi dari bani Israil: Kabarkanlah kepada kaummu, tiada seorang hamba yang berpuasa sehari kecuali mengharapkan ridha-Ku maka Aku sehatkan tubuhnya dan Aku besarkan pahalanya.” (HR. Baihaqi)

Manfaat Puasa dari Segi Kesehatan

Sesuai dengan sabda Rasul tersebut, beberapa manfaat puasa dipandang dari segi kesehatan, di antaranya adalah pembebasan tubuh dari lemak bertumpuk yang menjadi sumber penyakit. Maka, lapar merupakan cara terbaik untuk mengatasi kegemukan tersebut. Selanjutnya puasa juga bermanfaat untuk membuang kotoran dan racun tubuh yang merusak. Proses detoksikasi ini akan membantu menyegarkan tubuh setelah sekian lamanya menumpuk racun dalam tubuh.

Diketahui bahwa puasa memiliki pengaruh positif terhadap banyak penyakit, di antaranya penyakit maag, tekanan darah tinggi, stress maupun depresi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang berpuasa sebulan sekali memiliki risiko 58 persen lebih rendah terkena penyakit jantung, dibandingkan mereka yang tidak menjalani puasa. Karena itu puasa mempunyai dampak positif yang mengagumkan dalam menjaga kesehatan.

Sebaliknya puasa dapat melemahkan tubuh dan membahayakan kesehatan jika tidak dilakukan dengan tepat. Seperti misalnya kebiasaan tidur setelah sahur, di mana pada saat sahur inilah hormon kortisol tubuh sedang meningkat dan stimulus simpatis sedang optimal. Seseorang yang tidur setelah sahur, maka terjadi penumpukan hormon di dalam tubuhnya yang justru mengganggu proses metabolisme, sehingga ketika bangun tidur akan terasa pusing dan pegal di sekujur tubuh.

Kebiasaan kurang baik lainnya adalah mengkonsumsi air manis saat berbuka. Pada saat puasa tubuh akan mengalami dehidrasi dan hipoglikemia, maka tidak dianjurkan mengkonsumsi gula (karbohidrat simpleks) secara mendadak. Anjuran berbuka adalah dengan mengkonsumsi kurma, atau jika tidak ditemukan kurma, dianjurkan untuk minum air putih. Kurma dianjurkan oleh Rasulullah karena kandungan kurma adalah karbohidrat kompleks sehingga tidak akan mengganggu profil gula darah dalam tubuh.

Jadikan ketaatan kita untuk tetap menjalankan ibadah puasa dan ibadah lainnya tentunya dalam sikap waspada sesuai anjuran WHO maupun pemerintah. Kita tidak perlu takut berlebihan dalam keadaan saat ini yang dikatakan sedang dikepung virus corona. Yang harus kita tingkatkan adalah kewaspadaan dan ketaatan kita terhadap Allah dan ulil amri.

Ibadah adalah pilar Islam sepanjang tahun. Akan tetapi, di bulan Ramadhan ibadah dirasakan lebih istimewa. Sejatinya kita diberikan waktu lebih banyak untuk melaksanakan ibadah. Wabah virus pasti mengubah cara kita semua melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan. Saat menghadapi musibah ini, hendaklah kita tetaap bersabar, ridho, dan bersyukur atas semua kuasa Allah. Akan kita raih keberkahan dan kesehatan saat Ramadhan tahun ini. Insha Allah.

 

(Lutfia Uli Na’mah SST MKes, Dosen Prodi Diploma III Kebidanan Stikes Muhammadiyah Gombong)

STIKES Gombong Terjunkan 25 Mahasiswa Jadi Relawan di RS Darurat Covid-19

 

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhamadiyah Gombong terus ambil bagian dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Kebumen. Salah satunya dengan menerjunkan 25 mahasiswa untuk menjadi relawan percepatan penanganan Covid-19.

Mahasiswa tingkat akhir dari berbagai program studi tersebut akan menjadi relawan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kebumen. Serahterima relawan dilaksanakan oleh Ketua Stikes Muhammadiyah Gombong Hj Herniyatun SKep SpMat kepada Direktur Rumah Sakit Darurat drg Sri Purwitasari di Aula Dinas Kesehatan Kebumen, Sabtu (25/4).

Hadir Wakil Ketua IV Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional Stikes Gombong, Sawiji SKep Ns MSc, didampingi dosen DIII Keperawatan Ike Mardiati Agustin MKep Sp KepJ dan sejumlah dosen Stikes Gombong. Hadir pula Sekretaris Dinas Kesehatan H Kusbiyantoro SKM MKes yang juga Humas Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kebumen.

Ketua Stikes Muhamadiyah Gombong Herniyatun menjelaskan, para mahasiswa yang menjadi relawan sebelumnya telah diseleksi mulai dari kompetensi maupun kesehatan. Mereka sudah mendapat izin orang tua sebagai tim relawan serta mendapat pembekalan mengenai protokol medis penanganan pasien Covid-19. Termasuk dibekali dengan penggunaan APD dan sistem operasional rumah sakit.

Para relawan akan membantu merawat pasien tanpa gejala klinis, PDP maupun ODP yang berada di Rumah Sakit Darurat. Tahap pertama delapan orang mahasiswa bertugas selama 14 hari dan bergantian dengan mahasiswa lainnya.

“Kemudian mahasiswa yang selesai bertugas  akan menjalani karantina selama 14 hari,” ujar Herniyatun, di sela-sela serahterima.

Selain sebagai bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat, imbuh dia, melalui program juga mendorong mahasiswa untuk meningkatkan kapasitasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat.

Dikawal Dosen

Menurut Herniyatun, sebagai tim relawan penanganan Covid-19, akan menjadi pembelajaran kreatif dan bermanfaat bagi mahasiswa itu sendiri, masyarakat dan pemerintah. “Kami akan memberi apresiasi khusus untuk mereka sebagai tim relawan. Apapun yang mereka lakukan nanti sebagai manifestasi diri untuk kemanusiaan,” kata Herniyatun.

Herniyatun menambahkan, mahasiswa tidak dilepas sendiri. Ada dosen yang akan selalu mengawal, memantau mulai dari persiapan, proses hingga selesai. “Dosen kami akan terus mendampingi dan memonitor kesehatan fisik dan psikologis mahasiswa kami,” ujar Herniyatun.

Drg Sri Purwitasari bersyukur dan berterima kasih atas kepedulian Stikes Muhamadiyah Gombong dengan mengirimkan para mahasiswanya untuk membantu pemerintah dalam percepatan penanganan covid 19 di Kebumen.

“Kami bersyukur masih ada mahasiswa yang bersedia menjadi tim relawan penanganan covid 19 yang berisiko ini,” ucap drg Sri Purwitasari.

Seorang mahasiswi Program Profesi Nurse, Dwi Nurbaity yang tergabung dalam tim relawan mengaku siap secara lahir batin dan penuh keikhlasan untuk membantu menangani pasien Covid-19. Dia mengaku sudah mengetahui tugas tersebut cukup berisiko. Meskipun demikian dengan mematuhi standar operasional prosedur dia yakin akan terhindar dari sesuatu yang tidak diinginkan.

“Tentu selalu berdoa dan berikhtiar untuk kesembuhan pasien, itu yang kami harapkan,” ujar Dwi Nurbaity.

(SM,25/4)

Translate »