Diabetes, Stress, dan Covid-19
DIABETES merupakan salah satu penyakit kronis akibat ketidakmampuan pankreas tubuh untuk memproduksi hormon insulin sehingga glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dan menumpuk di dalam darah. Apabila pankreas sudah tidak dapat lagi memproduksi hormon insulin, maka penyandang diabetes harus mengkonsumsi obat atau suntikan yang mengandung hormon insulin selama hidupnya.
Di masa pandemi Covid-19 yang masih belum berakhir sampai sekarang ini, penyandang diabetes masuk ke dalam kelompok rentan sebagaimana pernyataan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 yang menyebutkan bahwa diabetes merupakan salah satu penyakit penyerta yang menjadi penyebab mayoritas meninggalnya pasien Covid-19. American Diabetes Association menyatakan bahwa penyandang diabetes dengan kadar gula darah yang tidak terkontrol lebih berisiko mengalami gejala parah dan komplikasi akibat Covid-19.
Hal ini terjadi karena kadar gula darah yang tidak terkontrol dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan virus, meningkatkan resiko infeksi, serta resiko komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, dan kegagalan organ yang memperparah kondisi penyandang diabetes yang terinfeksi Covid-19. Menjalani kenyataan untuk hidup berdampingan dengan diabetes seumur hidup, keharusan memodifikasi gaya hidup sehat, mengkonsumsi hormon insulin setiap hari, dan menghadapi ancaman komplikasi merupakan stresor yang harus dihadapi oleh penyandang diabetes.
Di masa pandemi Covid-19, stresor makin bertambah dengan adanya dampak pandemi di semua sektor kehidupan, misalnya dampak ekonomi penurunan pendapatan, pemutusan hubungan kerja, dan peningkatan angka pengangguran. Sedangkan dampak psikososial muncul karena adanya pembatasan sosial dan kegiatan berkumpul ditempat umum maupun tempat rekreasi yang menimbulkan stress dan kebosanan karena harus lebih banyak tinggal di rumah.
Kebutuhan Spiritual Penyandang diabetes harus mewaspadai hal ini karena stres yang dirasakan juga dapat berdampak pada peningkatan kadar hormon stres seperti kortisol yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah, sehingga manajemen stres perlu dilakukan terutama di masa pandemi ini.
Penyandang diabetes dapat berbagi masalah, kecemasan, kekhawatiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan penyakit dan permasalahan yang dihadapi akibat pandemi Covid-19 dengan keluarga dan orang terdekat. Keluarga dan orang terdekat sangat berperan penting dalam membantu mengelola stres dan memotivasi penyandang diabetes untuk patuh terhadap manajemen diabetesnya dan protokol kesehatan selama pandemi.
Upaya melalui konsultasi dengan psikologi dan psikiater dapat dilakukan apabila stres yang dirasakan semakin memberat. Mereka tetap dapat berkomunikasi melalui berbagai media dengan sesama penyandang diabetes untuk saling support, serta berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memantau penyakitnya. Dan hal yang tidak kalah penting dalam manajemen stres adalah mengelola kebutuhan spiritual.
Keyakinan yang kuat terhadap Alloh bahwa segala yang terjadi dalam hidup ini adalah atas izin-Nya. Penyakit diabetes yang diderita, usaha pengobatan dan perawatan yang dilakukan, pandemi yang terjadi, dan penerimaan terhadap semua kondisi yang dialami oleh penyandang diabetes akan berdampak terhadap ketenangan hati dan kepasrahan dalam menjalani hidup bersama Diabetes.
Upaya-upaya untuk pemenuhan kebutuhan spiritual seperti banyak berdo’a dan beribadah untuk mendekatkan diri kepada Alloh, memberikan motivasi yang sangat besar bagi penyandang diabetes untuk membantu menetralisir stresor yang dihadapinya, dan dapat lebih mudah untuk mematuhi anjuran pemerintah dalam menjalankan protokol kesehatan dan pengelolaan diabetes selama masa pandemi, sehingga kestabilan kadar gula darah tetap terjaga dan terhindar dari Covid-19.
*Cahyu Septiwi MKep Sp KepMB PhD, Staf Pengajar di STIKES Muhammadiyah Gombong
Sumber Artikel : https://suaramerdekakedu.id/diabetes-stress-dan-covid-19/