Bdn. Juni Sofiana, M.Kep memberikan penjelasan kepada peserta. Foto Istimewa

Anak pada usia prasekolah sangat mudah tertular penyakit karena mereka memiliki sistem imun yang belum terbentuk dengan baik. Anak merupakan aset bangsa yang paling berharga di masa yang akan datang, pembangunan kesehatan dilakukan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin. Pada usia ini anak senang sekali menghabiskan waktunya untuk bermain, ketika bermain anak tidak menyadari bahwa terdapat kuman-kuman serta penyakit di sekitar lingkungannya. Kurangnya pemahaman tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah menyebabkan anak rentan terkena penyakit seperti ISPA, diare, tifus dan lain-lain (Alimul Hidayat, 2008).

Upaya Kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran beberapa  penyakit dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan tangan yaitu melakukan cuci tangan menggunakan sabun (Kemenkes RI, 2014). Mengajarkan cara cuci tangan yang benar kepada anak bisa dengan bernyanyi, menari, gerakan tangan serta dengan bermain puzzle yang dapat juga menstimulasi perkembangan motorik pada anak usia 3-6 tahun, dan anak prasekolah dapat melatih ketepatan, koordinasi gerakan mata, dan keterampilan tangan mereka melalui puzzle . Upaya dalam mensosialisasikan pentingnya mencuci tangan pakai sabun dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan melalui puzzle. Permainan ini juga dapat memungkinkan anak untuk mandiri, membuat anak terhibur, dan melatih kesabaran dalam menyelesaikan tugas (Vernanda, 2013).

Penggunaan permainan dan pengadaan media dalam pembelajaran dapat membantu dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi anak. Penggunaan media/permainan pun mampu membuat anak termotivasi untuk belajar. Puzzle adalah permainan untuk menyatukan pecahan keping untuk membentuk sebuah gambar atau tulisan yang telah ditentukan. Puzzle memiliki keunggulan yakni memiliki bermacam-macam warna sehingga menarik minat anak untuk belajar dan meningkatkan daya tahan anak dalam belajar (Aziz et al, 2019).

Peserta melakukan Praktek Cuci Tangan. Foto Istimewa

Kegiatan ini sudah dilaksanakan secara berkesinambungan bekerjasama dengan TKIT Lukmanul Hakim Kecamatan Puring. Sasaran kegiatan tersebut adalah anak pra sekolah di TKIT Lukmanul Hakim. Metode kegiatan ini adalah dengan memberikan penyuluhan kepada anak mengenai cuci tangan, dilanjutkan dengan menyusun puzzle langkah cuci tangan. setelah penyuluhan dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi cuci tangan. Saat pelaksanaan demonstrasi, anak prasekolah terlihat sangat antusias karena mereka mempunyai pengalaman baru. Demonstrasi dan praktek dilakukan untuk meningkatkan keterampilan cuci tangan pada  anak pra sekolah. Setelah itu, dilakukan Evaluasi untuk mengetahui peningkatan keterampilan setelah kegiatan serta rencana tindak lanjut program.

Hasil kegiatan menunjukan bahwa setelah kegiatan ini terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan cuci tangan pada anak pra sekolah. Hasil Pretest menunjukkan bahwa dari 33 anak pra sekolah, mayoritas  (54,5%) memiliki pengetahuan cukup. Sedangkan hasil posttest yang dilakukan setelah penyuluhan yaitu (100%) memiliki pengetahuan baik. Kesimpulan kegiatan pengabdian masyarakat tentang Peningkatan Keterampilan Cuci Tangan Pada Anak Pra Sekolah Melalui Gerak Dan Permainan Puzzle efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai cuci tangan.