Di balik keindahan Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen, terdapat sebuah desa binaan yang begitu istimewa, Desa Bejiruyung. Universitas Muhammadiyah Gombong telah lama menjalin ikatan erat dengan desa ini, menjalankan berbagai program pengabdian kepada masyarakat (PkM) demi meningkatkan potensi dan kualitas hidup penduduk setempat yang dilaksanakan hari Senin, 6 November 2023 di Aula Balai Desa Bejiruyung, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen.
Salah satu program terbaru yang patut dicontoh adalah upaya dalam bidang kesehatan yang melibatkan pelayanan ambulance. Namun, apa yang terjadi ketika kecelakaan melanda?
Mungkin kita pernah berpikir bahwa memiliki dua armada ambulance adalah langkah cukup untuk menangani situasi darurat. Namun, informasi yang kami dapatkan dari relawan SIBULAN (Siaga Ambulance) mengungkapkan fakta yang tak terduga. Terkadang, korban kecelakaan yang diangkut dalam ambulance tersebut tiba di rumah sakit dalam kondisi memprihatinkan, hanya dibalut secara sederhana, mengerang kesakitan, bahkan ada yang tak lagi sadarkan diri.
Jarak tempuh dari lokasi kejadian ke rumah sakit bisa cukup jauh, dan hal ini semakin memperburuk kondisi pasien. Selain itu, proses pemindahan pasien dari satu ambulance ke ambulance lainnya perlu dievaluasi. Teknik pemindahan yang kurang tepat bisa mengganggu kondisi pasien, terutama yang mengalami masalah pada tulang atau otot mereka. Inilah saatnya pendidikan dan pelatihan dalam balut bidai menjadi begitu penting.
Dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan relawan SIBULAN, kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan dengan penuh semangat. Kegiatan ini melibatkan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Sebelum dimulai, koordinasi intensif dilakukan dengan para peserta dan perangkat desa, yang melibatkan kesepakatan waktu dan tempat pelaksanaan.
Peserta, yang berjumlah 23 orang, aktif mengikuti edukasi dan simulasi balut bidai di Aula Desa Bejiruyung oleh tim Dosen yaitu Putra Agina W.S., M.Kep., Marsito, M.Kep., Sp.Kom, Bambang Utoyo, M.Kep dan Barkah Waladani, M.Kep dan 2 mahasiswa keperawatan. Peserta diberikan soal pre-test untuk mengukur pengetahuan awal mereka tentang balut bidai sebanyak 10 soal. Setelah edukasi, soal yang sama diberikan lagi sebagai post-test untuk mengukur perubahan pengetahuan mereka setelah mengikuti pelatihan.
Proses simulasi berlangsung dengan lancar. Fasilitator dari tim PkM berada di samping peserta, memberikan panduan dan observasi. Media yang digunakan untuk balut bidai seperti papan panjang, kain segitiga, dan kain penutup luka. Semua peserta berpartisipasi aktif, melakukan tindakan balut bidai dan saling memberikan umpan balik.
Hasilnya? Tidak hanya pengetahuan peserta meningkat, tetapi juga keterampilan mereka dalam memberikan pertolongan darurat. Pelatihan ini telah menjadi langkah positif dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat Desa Bejiruyung.
Inilah contoh nyata bahwa pendidikan dan kerjasama antara universitas dan masyarakat dapat memberikan dampak positif yang luar biasa. Desa Bejiruyung dan SIBULAN bersatu dalam misi kemanusiaan, menjadikan desa ini tempat yang lebih aman dan responsif dalam menghadapi situasi darurat. Semoga program-program semacam ini terus berkembang dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.